Semarang (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kota Semarang menggandeng investor untuk mengembangkan dua objek wisata yang selama ini belum terkelola secara optimal, yakni Taman Lele dan Hutan Wisata Tinjomoyo.

"Ada PT Indocitra Interwisata yang coba berinvestasi di Kota Semarang. Wilayahnya di sektor pariwisata. Kami coba bekerja sama," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Sabtu.

Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, menyebutkan dua objek wisata di Semarang yang akan dikerjasamakan pengelolaannya dengan perusahaan itu, yakni Taman Lele dan Hutan Wisata Tinjomoyo.

Rencananya, kata dia, akan dilakukan penataan ulang dan pembangunan di beberapa kawasan sebagai "upgrade" untuk dua objek wisata itu agar lebih cantik, menarik, dan nyaman dikunjungi wisatawan.

"Untuk Taman Lele, di situ ada hotel kelas melati yang akan dijadikan hotel bintang tiga dengan sebelas lantai, kemudian dibangun `jogging track`, panggung umum, taman bunga, dan seterusnya," katanya.

Demikian pula Hutan Wisata Tinjomoyo, kata dia, sudah dilakukan kajian bahwa di kawasan tersebut merupakan daerah patahan sehingga jika dibangun bangunan permanen umumnya akan mengalami kerusakan.

Jadi, kata dia, nantinya bukan bangunan permanen, melainkan semacam karavan, rumah-rumah kayu yang akan dibangun di Hutan Wisata Tinjomoyo sehingga tidak terpengaruh dengan pergerakan tanah.

"Yang paling utama, Hutan Wisata Tinjomoyo akan dijadikan sebagai tempat konservasi tanaman langka. Kemarin (6/4), sudah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU)," katanya.

Mengenai besaran anggaran yang dibutuhkan untuk pengembangan dua objek wisata itu, Hendi mengaku belum mengetahui secara detail karena masih menunggu perjanjian kerja sama (PKS).

"Sekarang kan baru buat MoU, nanti dilanjutkan PKS. Rencananya, pihak investor akan melakukan pembangunan selama satu tahun. Mudah-mudahan, tahun depan sudah selesai pembangunannya," katanya.

Hendi menambahkan langkah menggandeng investor untuk pengembangan wisata Taman Lele dan Hutan Wisata Tinjomoyo ditempuh karena pengelolaan yang dilakukan di dua objek wisata itu belum optimal.

"Pertama, belum optimal, terutama dari sisi pendapatan. Kedua, pengelolaan yang kurang sesuai harapan. Problemnya, anggaran pasti, kemudian kemampuan sumber daya manusia (SDM)," katanya.

Diakui politikus PDI Perjuangan itu, untuk kemampuan SDM masih harus belajar untuk pengelolaan sektor pariwisata secara profesional yang selama ini belum bisa dilakukan jajaran Pemkot Semarang.

"Ini mumpung ada pihak swasta yang sudah profesional. Kemudian, ada beberapa tempat yang sudah mereka kelola dan kami sudah datengin, di antaranya Cimory. Kayaknya cocok ini dikembangkan," katanya.

 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024