Kudus, (Antaranews Jateng) - Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Semarang, Jawa Tengah, diharapkan memiliki konsep yang mampu melahirkan politisi yang berkarakter, kata Bupati Kudus Musthofa.

"Seorang politisi tentunya harus bermoral yang baik. Untuk itu, AIPI harus mampu menjawab permasalahan tersebut," ujar Musthofa yang juga Dewan Penasihat AIPI Semarang saat membuka rapat kerja Pengurus Cabang AIPI Semarang periode 2018-2022 di Graha Muria Colo, Kudus, Jumat malam.

Ia berharap AIPI Kota Semarang menjadi rumah besar kaum politisi yang nantinya ditantang bisa melahirkan terori dan konsep yang baku untuk melahirkan politisi berkualitas dan berkarakter.

Permasalahan selama ini, lanjut dia, antara teori dan praktik di lapangan terjadi kesenjangan yang besar, sehingga permasalahan tersebut harus bisa dipecahkan AIPI agar nantinya bisa melahirkan konsep besar melahirkan politisi.

Nantinya, lanjut dia, tidak sekadar penelitian, tetapi hasilnya bisa dimanfaatkan masyarakat.

Ketua Umum PC AIPI Semarang Nur Hidayat Sardini mengakui siap memunculkan konsep besar untuk melahirkan politisi berkarakter.

Ia mengakui siap berkontribusi kepada masyarakat agar kesenjangan antara tataran praktis dunia politik dengan sejumlah bidang ilmu, seperti ilmu politik, hubungan internasional, hingga administrasi pemerintahan.

"Kami akan mengidentifikasi masalah dan mencari jalan keluar," ujarnya.

Nantinya, lanjut dia, konsep yang dihasilkan bisa dijadikan materi pelatihan legislatif, pemberdayaan masyarakat hingga kapasitas building.

Anggota AIPI yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari dosen, praktisi, dan peneliti, katanya, akan bertugas memetakan sejumlah permasalahan yang terjadi sesuai bidang ilmu dan pengalaman yang dimiliki.

"Kami kedepannya juga bisa menjadi sekolah peningkatan kapasitas untuk pemangku kepentingan, termasuk aktor politik karena AIPI memiliki kapasitas, peluang dan pengalaman," ujarnya.

Terkait kualitas politisi saat ini, lanjut dia, sudah bagus dan memiliki wawasan luas.

Akan tetapi, lanjut dia, fakta secara institusi banyak hal yang menyangkut moralitas etika yang perlu diperbaiki.

Selain itu, lanjut dia, masih banyak partai politik yang belum melakukan tugasnya memberikan pendidikan politik bagi masyarakat.

"Di Tanah Air memang belum memiliki tradisi berpolitik dengan benar karena aktif saat menjelang pemilu," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, masih banyak parpol yang lebih memilih mengambil orang yang populer, dibandingkan melahirkan politisi dari kader sendiri.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024