Purwokerto (Antaranews Jateng) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan tidak terjadi letusan susulan di Kawah Sileri, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pascaletusan freatik pada hari Minggu (1/4).
"Sampai saat ini tidak terjadi letusan susulan. Dari pengecekan gas di lapangan, masih berada di ambang batas normal, masih aman," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng PVMBG Surip saat dihubungi Antara dari Purwokerto, Senin siang.
Kendati demikian, dia mengatakan radius bahaya letusan freatik Kawah Sileri yang direkomendasikan PVMBG masih tetap sejauh 200 meter dari bibir kawah.
Menurut dia, radius yang direkomedasikan itu berdasarkan data lontaran atau sebaran material lumpur dari letusan freatik yang terjadi pada hari Minggu (1/4) sejauh 200 meter.
"Meskipun sempat terjadi letusan freatik, PVMBG tidak menaikkan status Kawah Sileri. Hingga saat ini, status Kawah Sileri tetap aktif normal," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Arief Rahman mengatakan Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng tetap aman dikunjungi wisatawan pascaletusan freatik di Kawah Sileri.
"Yang pasti, Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng tetap aman dikunjungi wisatawan meskipun terjadi letusan freatik di Kawah Sileri. Itu karena Kawah Sileri hanyalah satu dari sekian banyak destinasi wisata yang ada di Dieng," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan PVMBG merekomendasikan agar masyarakat maupun wisatawan tidak mendekati Kawah Sileri pada jarak 200 meter dari bibir kawah.
Selain itu, kata dia, masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu terkait dengan aktivitas Gunungapi Dieng serta selalu mengikuti arahan dari BPBD Banjarnegara maupun BPBD Provinsi Jawa Tengah.
Letusan freaktik di Kawah Sileri terjadi pada hari Minggu (1/4), pukul 13.42 WIB, berupa semburan lumpur dengan tinggi kurang lebih 150 meter.
Berdasarkan hasil pemantuan petugas di lapangan menunjukkan sebaran material lumpur dari letusan freatik itu sejauh lebih kurang 100 meter ke arah timur, 50 meter ke arah utara, 200 meter ke arah selatan, dan 100 meter ke arah barat laut atau objek wisata D`Qiano.
Saat dilakukan pengukuran gas di udara pada jarak sekitar 40 meter dari pusat titik letusan freatik, tidak terdeteksi gas berbahaya.
Dalam hal ini, gas CO2 sebesar 0,04 persen volume atau di bawah ambang batas normal 0,5 persen volume, sedangkan H2S dan SO2 tidak terdeteksi (0 ppm).
"Sampai saat ini tidak terjadi letusan susulan. Dari pengecekan gas di lapangan, masih berada di ambang batas normal, masih aman," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng PVMBG Surip saat dihubungi Antara dari Purwokerto, Senin siang.
Kendati demikian, dia mengatakan radius bahaya letusan freatik Kawah Sileri yang direkomendasikan PVMBG masih tetap sejauh 200 meter dari bibir kawah.
Menurut dia, radius yang direkomedasikan itu berdasarkan data lontaran atau sebaran material lumpur dari letusan freatik yang terjadi pada hari Minggu (1/4) sejauh 200 meter.
"Meskipun sempat terjadi letusan freatik, PVMBG tidak menaikkan status Kawah Sileri. Hingga saat ini, status Kawah Sileri tetap aktif normal," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Arief Rahman mengatakan Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng tetap aman dikunjungi wisatawan pascaletusan freatik di Kawah Sileri.
"Yang pasti, Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng tetap aman dikunjungi wisatawan meskipun terjadi letusan freatik di Kawah Sileri. Itu karena Kawah Sileri hanyalah satu dari sekian banyak destinasi wisata yang ada di Dieng," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan PVMBG merekomendasikan agar masyarakat maupun wisatawan tidak mendekati Kawah Sileri pada jarak 200 meter dari bibir kawah.
Selain itu, kata dia, masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu terkait dengan aktivitas Gunungapi Dieng serta selalu mengikuti arahan dari BPBD Banjarnegara maupun BPBD Provinsi Jawa Tengah.
Letusan freaktik di Kawah Sileri terjadi pada hari Minggu (1/4), pukul 13.42 WIB, berupa semburan lumpur dengan tinggi kurang lebih 150 meter.
Berdasarkan hasil pemantuan petugas di lapangan menunjukkan sebaran material lumpur dari letusan freatik itu sejauh lebih kurang 100 meter ke arah timur, 50 meter ke arah utara, 200 meter ke arah selatan, dan 100 meter ke arah barat laut atau objek wisata D`Qiano.
Saat dilakukan pengukuran gas di udara pada jarak sekitar 40 meter dari pusat titik letusan freatik, tidak terdeteksi gas berbahaya.
Dalam hal ini, gas CO2 sebesar 0,04 persen volume atau di bawah ambang batas normal 0,5 persen volume, sedangkan H2S dan SO2 tidak terdeteksi (0 ppm).