Batang (Antaranews Jateng) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menghentikan aktivitas galian C di dekat aliran sungai Lojahan Desa Brayo, Kecamatan Wonotunggal karena menimbulkan kerusakan lahan pertanian milik masyarakat.

Ketua DPRD Kabupaten Batang, Imam Teguh Rahardjo, di Batang, Selasa, mengatakan bahwa DPRD merasa prihatin terhadap keberadaan aktivitas galian C yang telah merusak lingkungan lahan pertanian masyarakat setempat.

"Kami sudah mengecek langsung ke lokasi galian C, Selasa (13/3) di sekitar aliran sungai Lojahan itu sehingga hal ini harus ditindaklanjuti untuk dihentikan," katanya.

Menurut dia, kerusakan yang ditimbulkan oleh galian C mengakibatkan saat musim kemarau lahan pertanian petani kesulitan mendapat aliran air dan gagal panen.

"Oleh karena DPRD atas permohonan masyarakat dan lingkungan menolak galian C. Kami harus mengikuti keinginan masyarakat untuk menghentikan aktivitas galian C itu," katanya.

Ia mengatakan masyarakat merasa trauma karena selama tiga tahun saat musim kemarau lahan pertaniannya gagal tanam akibat adanya kerusakan saluran sungai tergali yang tidak teratur dan terawat oleh pengembang galian c.

"Ini permohonan masyarakat yang merasa trauma sehingga harus kita akomodasi dan didengarkan aspirasinya untuk ditindaklanjuti," katanya.

Ketua Kelompok Tani Manunggal Swadaya Kecamatan Wontunggal, Warju mengatakan di tengah wilayah Kecamatan Wonotunggal terdapat aliran sungai Lojahan yang terdapat beberapa anak sungai untuk mengairi persawahan.

Irigasi anak sungai Setu, kata dia, terletak persis di bawah jembatan Sendang yang mengalir untuk mengairi pertanian Desa Sendang, Kemligi, bendung koneksi Mliwis pintu pembagi Sungai Mliwis yang mengairi ke Desa Wonotunggal, dan Sungai Clungup, kini kondisinya sudah tidak maksimal.

"Oleh karena, kami minta pada DPRD tidak meloloskan raperda RT/RW untuk wilayah Wonotunggal sebagai tempat eksplorasi galian C. Kalau RT/RW diloloskan maka yang ditakutkan oleh masyarakat Brayo akan terkena dampaknya," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024