Semarang (Antaranews Jateng) - Rektor Universitas Diponegoro Semarang Prof. Yos Johan Utama tidak khawatir masuknya perguruan-perguruan tinggi asing yang akan masuk ke Indonesia.
"Sekarang memang belum. Akan tetapi, masuknya perguruan tinggi (PT) asing memang tidak bisa dihalangi karena bagian dari perdagangan jasa dunia," katanya di Semarang, Kamis.
Hal tersebut diungkapkan Guru Besar Fakultas Hukum Undip itu usai menerima kunjungan para duta besar dari negara-negara Uni Eropa di kampus Undip Tembalang, Semarang.
Yos mengatakan sepanjang PT-PT asing yang masuk mengikuti aturan dan regulasi yang ada di Indonesia tidak menjadi permasalahan, termasuk bagi kalangan PT di Indonesia.
Artinya, kata dia, tidak perlu ada kekhawatiran masuknya PT-PT asing itu akan mematikan PT yang ada di Indonesia karena masing-masing memiliki keunggulan tersendiri.
"Kehadiran PT asing tidak akan bisa mematikan PT-PT di Indonesia. Kita punya banyak hal yang mereka tidak punya, termasuk dari segi biaya kuliahnya," katanya.
Menurut dia, PT-PT asing itu juga akan memiliki pangsa tersendiri dalam mencari mahasiswa, yakni mereka yang memang ingin berkuliah di universitas yang ada di luar negeri.
"Pangsanya kan, ya, orang-orang yang pengen kuliah di luar negeri. Kan jadi lebih mudah menangkapnya (pangsa mahasiswa, red.) kalau mereka ada di sini," katanya.
Selain itu, ia mengatakan banyak potensi kerja sama pendidikan yang dengan mudah dijalin antara PT di Indonesia dengan PT asing seiring kehadiran mereka di Indonesia.
Ia mencontohkan selama ini Undip sudah menjalin banyak kerja sama dengan negara-negara di Eropa, mulai Belanda, Perancis, Jerman, Italia, hingga Finlandia.
Kebetulan, kata dia, kedatangan para duta besar dari negara-negara di Uni Eropa itu juga bisa membicarakan lebih jauh langkah kerja sama pendidikan tinggi dengan Undip.
Jadi, Yos mengatakan kerja sama yang dilakukan tidak sekadar mengirim dosen atau mahasiswa berkuliah, tetapi bisa juga "double degree", riset bersama, dan publikasi bersama.
"Bahkan, bisa juga kerja sama untuk menyelenggarakan perkuliahan di sini (Undip, red.). Ya, bisa juga kalau ada PT asing mau kerja sama dengan Undip," katanya.
"Sekarang memang belum. Akan tetapi, masuknya perguruan tinggi (PT) asing memang tidak bisa dihalangi karena bagian dari perdagangan jasa dunia," katanya di Semarang, Kamis.
Hal tersebut diungkapkan Guru Besar Fakultas Hukum Undip itu usai menerima kunjungan para duta besar dari negara-negara Uni Eropa di kampus Undip Tembalang, Semarang.
Yos mengatakan sepanjang PT-PT asing yang masuk mengikuti aturan dan regulasi yang ada di Indonesia tidak menjadi permasalahan, termasuk bagi kalangan PT di Indonesia.
Artinya, kata dia, tidak perlu ada kekhawatiran masuknya PT-PT asing itu akan mematikan PT yang ada di Indonesia karena masing-masing memiliki keunggulan tersendiri.
"Kehadiran PT asing tidak akan bisa mematikan PT-PT di Indonesia. Kita punya banyak hal yang mereka tidak punya, termasuk dari segi biaya kuliahnya," katanya.
Menurut dia, PT-PT asing itu juga akan memiliki pangsa tersendiri dalam mencari mahasiswa, yakni mereka yang memang ingin berkuliah di universitas yang ada di luar negeri.
"Pangsanya kan, ya, orang-orang yang pengen kuliah di luar negeri. Kan jadi lebih mudah menangkapnya (pangsa mahasiswa, red.) kalau mereka ada di sini," katanya.
Selain itu, ia mengatakan banyak potensi kerja sama pendidikan yang dengan mudah dijalin antara PT di Indonesia dengan PT asing seiring kehadiran mereka di Indonesia.
Ia mencontohkan selama ini Undip sudah menjalin banyak kerja sama dengan negara-negara di Eropa, mulai Belanda, Perancis, Jerman, Italia, hingga Finlandia.
Kebetulan, kata dia, kedatangan para duta besar dari negara-negara di Uni Eropa itu juga bisa membicarakan lebih jauh langkah kerja sama pendidikan tinggi dengan Undip.
Jadi, Yos mengatakan kerja sama yang dilakukan tidak sekadar mengirim dosen atau mahasiswa berkuliah, tetapi bisa juga "double degree", riset bersama, dan publikasi bersama.
"Bahkan, bisa juga kerja sama untuk menyelenggarakan perkuliahan di sini (Undip, red.). Ya, bisa juga kalau ada PT asing mau kerja sama dengan Undip," katanya.