Kudus (Antaranews Jateng) - Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, segera merelokasi ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini berjualan barang bekas di tepi Sungai Gelis Kecamatan Kota karena mengganggu pengguna jalan maupun pemukiman setempat.

"Kami menargetkan pertengahan bulan Januari 2018, para pedagang barang bekas yang menempati bantaran Sungai Gelis tersebut akan direlokasi ke kompleks Pasar Burung Jati," kata Kepala Bidang PKL Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Sofyan Dhuhri di Kudus, Jumat.

Rencana relokasi lapak PKL yang berada di Kelurahan Demangan dan Desa Langgardalem, Kecamatan Kota tersebut, kata dia, sudah ada kesepakatan bersama, termasuk pengundian tempat berjualan juga sudah dilakukan beberapa waktu lalu.

Dengan demikian, lanjut dia, tidak ada penolakan pedagang, karena mereka ditempatkan di kompleks Pasar Burung, khususnya los yang sebelumnya digunakan untuk berjualan hewan ternak.

"Kami juga sudah memperbaiki lantai yang sebelumnya digunakan untuk berjualan hewan ternak," ujarnya.

Untuk perbaikan lantai yang nantinya digunakan berjualan para pedagang dari Sungai Gelis menghabiskan anggaran Rp89,4 juta pada tahun anggaran 2017.

Sementara pembuatan kios untuk para pedagang, kata dia, dilakukan secara swadaya dari pedagang.

"Mereka iuran, kemudian pengerjaannya diserahkan kepada pihak ketiga dengan model yang sama agar terlihat serasi," ujarnya.

Dinas Perdagangan, kata dia, memang menginginkan ada keseragaman bentuk dan ukuran kios yang akan mereka tempati, sehingga mereka akhirnya sepakat membuat kios dengan biaya sendiri yang pengerjaannya diserahkan kepada pihak ketiga.

Ukuran kios yang disediakan, kata dia, 2x1,85 meter.

Ia berharap, dengan bentuk kios yang seragam bisa menjadi daya tarik pengunjung, mengingat lokasinya juga satu kompleks dengan Pasar Burung.

Eko Yulianto, salah seorang pedagang suku cadang kendaraan bekas di tepi Sungai Gelis mengakui, sesuai kesepakatan bersama bersedia direlokasi.

Awalnya, kata dia, keberatan direlokasi, karena sudah lama berjualan di tepi Sungai Gelis yang lokasinya dekat dengan pusat Kota Kudus.

Alasan lainnya, lanjut dia, di tempat baru harus memulai dari awal, termasuk pembeli dimungkinkan belum semuanya mengetahui lokasi yang baru.

"Diperkirakan, omzet penjualan akan turun drastis selama beberapa bulan karena masih masa transisi," ujarnya.

Ia berharap dalam waktu yang tidak terlalu lama tempat yang baru tersebut ramai pengunjung.

Iin, pedagang suku cadang kendaraan bekas lainnya mengakui hal yang sama, awalnya keberatan direlokasi karena pertimbangan sepinya pengunjung di tempat yang baru serta lokasinya yang jauh dari pusat kota.

"Karena sudah aturan, tentu saya tidak bisa berbuat banyak, sehingga harus menerima direlokasi," ujarnya.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024