Semarang, (Antaranews Jateng) - Universitas Negeri Semarang dan PT Indonesia Power mengembangkan sistem budi daya hidroponik di Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba`lawi di Gunungpati, Semarang.

"Kami berikan pendampingan budi daya hidroponik," kata Kepala Pusat Kependudukan dan Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) Unnes Dr Nana Kariada di Semarang, Jumat.

Ia menjelaskan hidroponik adalah sistem bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya, tetapi bisa menggunakan media lainnya, seperti air, kerikil, pasir, hingga pecahan batu.

Menurut dia, Unnes berperan memberikan pelatihan hingga pendampingan dalam kegiatan yang menjadi bagian dari program CSR (corporate social responsibility) dari PT Indonesia Power tersebut.

Kebetulan, kata dia, ponpes itu memiliki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian yang baru saja didirikan 2016 sehingga diberikan penguatan, mulai sarana prasarana hingga praktik hidroponik.

"Selama ini, pengelola ponpes dan guru SMK di situ belum memiliki keterampilan budi daya tanaman sayuran menggunakan sistem hidroponik. Jadi, pelatihan dan pendampingan kami berikan," katanya.

Nana mengatakan instalasi hiroponik, beserta media tanam, bibit, hingga semua kelengkapannya juga diberikan untuk menunjang pelatihan dan pendampingan yang diberikan kepada siswa, santri, dan pengelola ponpes.

Di samping pelatihan budi daya hidroponik, kata dia, diberikan pula bantuan bibit dan benih sayuran yang diharapkan bisa menambah motivasi bagi santri dan siswa untuk mengembangkan budi daya sayuran.

"Mulai bibit selada, sawi selobor, sawi pagoda, romaine, kangkung, seledri, hingga bayam. Setelah 1,5 bulan ditanam, beberapa sayuran sudah bisa dipanen oleh siswa dan santri," katanya.

Jadi, kata Nana, hasil dari pengembangan sistem budi daya hidroponik itu juga untuk kepentingan ponpes, seperti untuk memenuhi kebutuhan dapur, dan sebagian bisa dijual kepada jamaah pengajian.

"Pelatihan dan pendampingan sudah dimulai sejak Oktober 2017, dan sekarang sudah bisa dirasakan manfaatnya. Namun, kami tetap terus memberikan pendampingan kepada ponpes tersebut," katanya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) Unnes Prof Dr Totok Sumaryanto Florentinus (FBS) Unnes mengatakan kegiatan itu sebagai bagian dari Tridharma perguruan tinggi.

Dalam Tridharma perguruan tinggi, kata Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes itu, terdapat dharma pengabdian kepada masyarakat, di samping dharma pendidikan dan penelitian atau riset.

Pengembangan sistem hidroponik untuk sayuran, lanjut dia, diharapkan dapat terus dilakukan sehingga memberikan manfaat lebih bagi ponpes, baik untuk memenuhi kebutuhan maupun untuk bisnis.

"Selain pelatihan dan pendampingan, kami dan PT Indonesia Power juga memfasilitasi studi banding ke SMK Negeri 1 Bawen, Jawa Tengah, untuk belajar hidroponik yang lebih baik dan benar," katanya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024