Solo, ANTARA JATENG - Tari Bedhaya Tumaruntun membuka peringatan 50 tahun Batik Danar Hadi di Pendopo Wuryaningratan, Kompleks House Of Danar Hadi.
"Tarian Bedhaya Tumaruntun atau tumurun ini memiliki makna berkelanjutan dalam pewarisan kebudayaan pada generasi penerus," kata Direksi Batik Danar Hadi Dewanto Kusumo Wibowo di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan makna tarian tersebut disertai dengan pelajaran nilai luhur yang bermanfaat bagi perjalanan generasi penerus.
"Tarian ini diharapkan mampu mencerminkan hubungan harmonis, saling melengkapi, dan gambaran keseimbangan," katanya.
Pantauan di lapangan, sembilan penari tersebut berbusana dodot dengan motif tumaruntun, yaitu lereng kecil hingga besar. Sedangkan untuk sampur dan samparan menggunakan batik motif cakar.
"Motif ini memiliki makna kerja keras dan pertahanan, dengan warna dasar merah gulo klopo yang memiliki makna keberanian dan kesuburan," katanya.
Sedangkan untuk sanggul yang digunakan yaitu sanggul bangun tulak, dengan hiasan ronce bunga melati dan perhiasan Bedhaya komplit, mulai dari cunduk mentul kupu dan bunga matahari hingga perhiasan.
Dewanto mengatakan tarian tersebut merupakan ide dari pemilik Batik Danar Hadi, Santosa Doellah Hadikusumo bekerja sama dengan dua dosen ISI Surakarta.
"Dua dosen ISI Surakarta ini, yaitu Ibu Rusini dan Bapak Wahyu Santoso Prabowo," katanya.
"Tarian Bedhaya Tumaruntun atau tumurun ini memiliki makna berkelanjutan dalam pewarisan kebudayaan pada generasi penerus," kata Direksi Batik Danar Hadi Dewanto Kusumo Wibowo di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan makna tarian tersebut disertai dengan pelajaran nilai luhur yang bermanfaat bagi perjalanan generasi penerus.
"Tarian ini diharapkan mampu mencerminkan hubungan harmonis, saling melengkapi, dan gambaran keseimbangan," katanya.
Pantauan di lapangan, sembilan penari tersebut berbusana dodot dengan motif tumaruntun, yaitu lereng kecil hingga besar. Sedangkan untuk sampur dan samparan menggunakan batik motif cakar.
"Motif ini memiliki makna kerja keras dan pertahanan, dengan warna dasar merah gulo klopo yang memiliki makna keberanian dan kesuburan," katanya.
Sedangkan untuk sanggul yang digunakan yaitu sanggul bangun tulak, dengan hiasan ronce bunga melati dan perhiasan Bedhaya komplit, mulai dari cunduk mentul kupu dan bunga matahari hingga perhiasan.
Dewanto mengatakan tarian tersebut merupakan ide dari pemilik Batik Danar Hadi, Santosa Doellah Hadikusumo bekerja sama dengan dua dosen ISI Surakarta.
"Dua dosen ISI Surakarta ini, yaitu Ibu Rusini dan Bapak Wahyu Santoso Prabowo," katanya.