Batang, ANTARA JATENG - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, akan mengerahkan sekitar 250 taruna siaga bencana (tagana) pada sejumlah titik rawan bencana di daerah setempat.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang, Yesaya Simanjuntak di Batang, Selasa, mengatakan bahwa sebelum petugas tagana itu diterjunkan di sejumlah titik rawan bencana, mereka akan mendapatkan pembekalan bagaimana tata cara menghadapi bencana.

"Memasuki musim hujan akan menimbulkan kerawanan bencana. Oleh karena, kami akan siapkan para relawan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam di daerah itu," katanya.

Ia mengatakan memasuki musim hujan ada tiga potensi bencana yang perlu diwaspadai oleh warga yaitu angin puting beliung, pergerakan tanah/longsor, dan banjir.

Di Kabupaten Batang, kata dia, sekitar sembilan kecamatan yang perlu waspada terhadap potensi bencana pergerakan tanah atau longsor, yaitu Bandar, Bawang, Blado, Gringsing, Reban, Tersono, Subah, Tulis, dan Wonotunggal.

"Empat dari sembilan kecamatan itu memiliki potensi tinggi terjadi bencana longsor. Oleh karena, kami berharap pada warga sedini mungkin waspada saat terjadi hujan," katanya.

Ia mengatakan apabila intensitas hujan terjadi lebih 2 jam maka warga yang berada di sekitar lokasi rawan longsor harus waspada memperhatikan kondisi di sekitar lingkungannya.

Warga berada di sekitar lingkungan rawan longsor, kata dia, sebaiknya terus menerus mengecek adanya tanda bencana longsor di wilayahnya seperti retakan tanah ataupun gerakan tanah.

"Jika ada retakan tanah, kami minta segera dilakukan penutupan. Adapun untuk retakan kecil bisa ditutup dengan menggunakan media tanah liat dan apabila sudah retakan besar lebih baik menjauh dari lokasi dengan radius sedikitnya 100 meter," katanya.

Selain tanah longsor, kata dia, ada lima kecamatan yang memiliki potensi dilanda banjir yaitu Kecamatan Batang Kota, Kandeman, Tulis, Subah, dan Gringsing.

"Kendati demikian, penyebab banjir di Batang tidak sepenuhnya diakibatkan oleh intensitas curah hujan melainkan karena adanya penyumbatan saluran air oleh sisa sampah sampah yang dibuang secara sembarangan oleh warga," katanya.




(U.KR-KTD/B/B008/B008) 28-11-2017 13:37:17

Pewarta : Kutnadi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024