Temanggung, ANTARA JATENG - Perum Perhutani, Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Temanggung bekerja sama dengan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) saat ini mengelola 12 jalur pendakian dan objek wisata.
Asisten Perhutani BKPH Temanggung Yudi Noviar di Temanggung, Kamis, mengatakan objek wisata yang dikelola adalah objek wisata alam.
Sejumlah objek wisata yang dikelola yakni pendakian Gunung Sumbing melalui Banaran, Pagergunung, Jambu, objek wisata Sidengkeng, Sedadap, Sindumoyo, Sidempul, Wana Wisata Jumprit, Umbul Jumprit, Puncak Sigandul dan pedakian Sindoro melalui Kledung.
Ia menuturkan untuk wisata pendakian paling ramai pada hari Sabtu dan Minggu, namun pada musim hujan ini cenderung berkurang.
Sedangkan pada libur Natal dan Tahun Baru biasanya wisata pendakian ramai karena banyak yang ingin menyambut tahun baru di atas gunung.
"Kami akan pantau kondisi, jika cuaca ekstrem dan tidak memungkinkan untuk pendakian jalur akan ditutup, karena bagaimanapun kami tetap mengutamakan keselamatan para pendaki," katanya.
Ia menuturkan jalur pendakian paling ramai yakni pendakian Gunung Sindoro melalui Kledung, karena lokasinya strategis berada di pinggir jalan raya Temanggung-Wonosobo.
"Kondisi tersebut memudahkan bagi pendaki dari luar kota, mereka bisa naik bus turun di Kledung bisa langsung naik gunung," katanya.
Ia menuturkan pengelolaan objek wisata bersama LMDH tersebut dengan sistem bagi hasil, 75 persen untuk LMDH dan 25 persen untuk Perhutani.
"Dari 25 persen bagian untuk perhutani, kami masih menanggung ongkos cetak tiket dan asuransi bagi pengunjung," katanya.
Asisten Perhutani BKPH Temanggung Yudi Noviar di Temanggung, Kamis, mengatakan objek wisata yang dikelola adalah objek wisata alam.
Sejumlah objek wisata yang dikelola yakni pendakian Gunung Sumbing melalui Banaran, Pagergunung, Jambu, objek wisata Sidengkeng, Sedadap, Sindumoyo, Sidempul, Wana Wisata Jumprit, Umbul Jumprit, Puncak Sigandul dan pedakian Sindoro melalui Kledung.
Ia menuturkan untuk wisata pendakian paling ramai pada hari Sabtu dan Minggu, namun pada musim hujan ini cenderung berkurang.
Sedangkan pada libur Natal dan Tahun Baru biasanya wisata pendakian ramai karena banyak yang ingin menyambut tahun baru di atas gunung.
"Kami akan pantau kondisi, jika cuaca ekstrem dan tidak memungkinkan untuk pendakian jalur akan ditutup, karena bagaimanapun kami tetap mengutamakan keselamatan para pendaki," katanya.
Ia menuturkan jalur pendakian paling ramai yakni pendakian Gunung Sindoro melalui Kledung, karena lokasinya strategis berada di pinggir jalan raya Temanggung-Wonosobo.
"Kondisi tersebut memudahkan bagi pendaki dari luar kota, mereka bisa naik bus turun di Kledung bisa langsung naik gunung," katanya.
Ia menuturkan pengelolaan objek wisata bersama LMDH tersebut dengan sistem bagi hasil, 75 persen untuk LMDH dan 25 persen untuk Perhutani.
"Dari 25 persen bagian untuk perhutani, kami masih menanggung ongkos cetak tiket dan asuransi bagi pengunjung," katanya.