Pekalongan, ANTARA JATENG - Ketua Badan Pengurus Cabang Asosiasi Ekportir dan Produsen Handycraft Indonesia Pekalongan, Jawa Tengah, Romi Oktabirawa mengatakan, kerajinan batik Pekalongan mulai mengalami pergeseran karena sejumlah daerah melakukan produksi batik dalam jumlah banyak.

"Oleh karena, para perajin batik Pekalongan harus mulai berbenah bagaimana supaya batik tetap bisa eksis di tingkat nasional maupun internasional," katanya di Pekalongan, Senin.

Menurut dia, sekarang motif batik Solo dengan Pekalongan sudah hampir tidak ada bedanya, padahal sebelumnya batik Solo terkenal dengan motif keraton dan warna sogan tetapi kini justru yang muncul warna dan motif seperti pesisiran.

"Karena itu, perajin batik perlu ada kebersamaan dalam upaya melestarikan batik sebagai warisan budaya nusantara, kebersamaan untuk memajukan batik Pekalongan," katanya.

Ia mengatakan, untuk melestarikan kerajinan batik, para pelaku usaha mikro dan menengah (UMKM) yang tergabung pada Asephi Pekalongan diwajibkan menggunakan hologram batik pada "Pameran Inacraft 2018" yang akan dilaksanakan April 2018 di Jakarta Hall Convention Centre (JHCC).

Pada Pameran Inacraft 2018 di JHCC, kata dia, sekitar 57 UMKM yang akan memamerkan produksi batik.

"Pelaku UMKM yang ikut pada pameran Inacraft, telah kami wajibkan menggunakan hologram batik," katanya.

Perwakilan BPP ASEPHI, Peter Sumbung mengatakan, penyelenggaraan pameran Incraft 2018 akan diupayakan dengan mengundang sebanyak mungkin "buyer" dari luar negeri.

"Pada pameran Inacraft 2017, panitia bisa mendatangkan lebih dari 1.000 buyer dari berbagai negara. Oleh karena, kami berharap bisa mendatangkan `buyer` yang lebih banyak lagi pada Pameran Inacraft 2018," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024