Magelang, ANTARA JATENG - Keuskupan Agung Semarang mengeluarkan Surat Gembala terkait dengan Hari Pangan Sedunia 2017 untuk dibacakan atau diterangkan kepada umat dalam misa di berbagai gereja Katolik di sebagian wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut.

"Bapak Uskup (Uskup Agung Semarang Monsiyur Robertus Rubiyatmoko, red.) mengeluarkan surat gembala ini, untuk diterangkan atau dibacakan para imam kepada umat di gereja masing-masing pada misa Sabtu ini dan Minggu (15/10)," kata Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Semarang Romo Y.S. Wito Karyono ketika dihubungi dari Magelang, Sabtu.

Uskup Rubi dalam surat gembala itu mengatakaan bahwa dengan mengolah tema HPS 2017 yakni "Membangun Gizi Keluarga", gereja mengajak seluruh umat Katolik, terutama melalui keluarga, memberikan perhatian dan turut ambil bagian dalam usaha membangun kualitas hidup manusia dengan ketercukupan gizi bagi seluruh anggota keluarga dan membangun solidaritas sosial, dengan tulus membantu mereka yang kelaparan dan menderita gizi buruk.

Tanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan kualitas hidup manusia, ujarnya, tidak cukup sebatas mengupayakan ketersediaan pangan supaya tidak terjadi kelaparan.

Akan tetapi, katanya, tekad dan niat untuk memperhatikan dan meningkatkan kualitas hidup manusia dapat diwujudkan dengan meningkatkan kualitas gizi dari pemenuhan kebutuhan pangan mulai dari komunitas yang paling kecil, yakni keluarga.

Ia menjelaskan di tengah keluarga bisa diupayakan ketercukupan makanan yang bergizi seimbang. Makanan yang bergizi seimbang tidak selalu identik dengan makanan yang mahal dan bergaya modern.

Keuskupan setempat mendorong setiap keluarga untuk dapat mulai mengupayakan makanan yang sehat dan bergizi seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh masing-masing.

Pada masa lalu, masyarakat akrab dengan slogan "Empat sehat, lima sempurna" yang terdiri atas makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan susu sebagai konsep makan bergizi bagi keluarga.

Seiring dengan perkembangan zaman dan munculnya berbagai persoalan kesehatan, katanya, konsep makanan "Empat sehat, lima sempurna" tidak cukup untuk menjawab persoalan mengenai kebutuhan makanan yang sehat dan bergizi seimbang.

Sejak 1994, pemerintah mengingatkan perlunya keluarga-keluarga mengupayakan keterpenuhan gizi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan, berdasarkan usia, jenis kelamin, kesehatan, maupun aktivitas fisik seseorang.

"Dengan tetap memperhatikan kombinasi kebutuhan sumber zat tenaga (padi-padian, umbi-umbian, tepung-tepungan), zat pengatur (sayur-sayuran dan buah-buahan), dan zat pembangun (baik protein nabati maupun hewani)," ujarnya.

Uskup Rubi juga mengingatkan umat untuk bersyukur karena para petani dan peternak dengan tekun serta sabar terus mengupayakan ketersediaan pangan.

"Semoga mereka senantiasa dilimpahi rahmat kesehatan dan kesejahteraan," katanya.


Pewarta : Hari
Editor :
Copyright © ANTARA 2024