Kudus, ANTARA JATENG - Sebanyak lima pasien yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, yang mengalami gejala menyerupai Middle East Respiratory Syndrome (MERS) sudah diperbolehkan pulang karena hasil uji laboratorium menyatakan negatif.
"Dari kelima pasien tersebut, saat ini hanya tersisa dua, sedangkan tiga lainnya sudah pulang," kata Kabid Pelayanan RSUD Loekmono Hadi Kudus Aris Jukisno di Kudus, Selasa.
Ia mengatakan, dua pasien yang masih menjalani perawatan, juga tidak lagi dirawat di ruang isolasi, melainkan di ruang biasa.
Pasalnya, kata dia, hasil uji di Laboratorium Litbang Kementerian Kesehatan Jakarta dinyatakan negatif.
Kondisi kesehatan dua pasien yang masih menjalani perawatan, kata dia, mulai membaik.
Awalnya, jumlah pasien yang dirujuk ke RSUD Loekmono Hadi Kudus berjumlah delapan orang, tujuh di antaranya merupakan warga Kudus yang sebelumnya berangkat haji.
Satu orang lagi merupakan warga Kabupaten Blora yang dirujuk ke RSUD Loekmono Hadi Kudus.
Karena awalnya RSUD Loekmono Hadi Kudus belum siap menerima pasien gejala MERS, akhirnya tiga pasien dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang, sedangkan lima pasien dirawat di RSUD Loekmono Hadi.
Sebelum diketahui hasil uji di laboratorium yang diterima RSUD Loekmono Hadi negatif, kelima pasien menjalani perawatan di ruang isolasi.
Haji asal Kudus yang mengalami gejala virus MERS tersebut, merupakan haji yang pulang pada 3 Oktober 2017, kemudian sekitar tanggal 5 Oktober 2017 dirujuk ke RSUD Loekmono Hadi.
Gejala yang dialami para pasien tersebut, yakni panas tinggi, batuk-batuk dan sesak nafas serta memiliki riwayat ibadah haji.
Rata-rata pasien yang mengalami gejala MERS merupakan usia lanjut.
Karena di Arab Saudi sedang marak terjadi kasus MERS, setiap terjadi keluhan serupa segera diperiksakan ke dokter, guna memastikan apakah gejala tersebut positif MERS atau tidak.
Dari hasil rontgen sebelumya, mereka hanya mengalami gangguan pernaafasan atau pneumonia biasa.
RSUD Loekmono Hadi Kudus, saat ini telah memiliki ruang khusus untuk menangani pasien MERS, termasuk kelengkapan sarana dan prasarananya, serta sumber daya manusia (SDM) juga sudah siap.
Bahkan, dokter dan perawat yang akan menangani pasien gejala MERS, juga diikutkan seminar dan pelatihan khusus penanganan MERS.
Adapun tanda-tanda gejala MERS, yakni keluhan demam dengan suhu badan hingga 38 derajat celcius selama tujuh hari yang disertai sesak nafas yang berat dan batuk produktif serta memiliki riwayat pernah menjalankan ibadah haji.
"Dari kelima pasien tersebut, saat ini hanya tersisa dua, sedangkan tiga lainnya sudah pulang," kata Kabid Pelayanan RSUD Loekmono Hadi Kudus Aris Jukisno di Kudus, Selasa.
Ia mengatakan, dua pasien yang masih menjalani perawatan, juga tidak lagi dirawat di ruang isolasi, melainkan di ruang biasa.
Pasalnya, kata dia, hasil uji di Laboratorium Litbang Kementerian Kesehatan Jakarta dinyatakan negatif.
Kondisi kesehatan dua pasien yang masih menjalani perawatan, kata dia, mulai membaik.
Awalnya, jumlah pasien yang dirujuk ke RSUD Loekmono Hadi Kudus berjumlah delapan orang, tujuh di antaranya merupakan warga Kudus yang sebelumnya berangkat haji.
Satu orang lagi merupakan warga Kabupaten Blora yang dirujuk ke RSUD Loekmono Hadi Kudus.
Karena awalnya RSUD Loekmono Hadi Kudus belum siap menerima pasien gejala MERS, akhirnya tiga pasien dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang, sedangkan lima pasien dirawat di RSUD Loekmono Hadi.
Sebelum diketahui hasil uji di laboratorium yang diterima RSUD Loekmono Hadi negatif, kelima pasien menjalani perawatan di ruang isolasi.
Haji asal Kudus yang mengalami gejala virus MERS tersebut, merupakan haji yang pulang pada 3 Oktober 2017, kemudian sekitar tanggal 5 Oktober 2017 dirujuk ke RSUD Loekmono Hadi.
Gejala yang dialami para pasien tersebut, yakni panas tinggi, batuk-batuk dan sesak nafas serta memiliki riwayat ibadah haji.
Rata-rata pasien yang mengalami gejala MERS merupakan usia lanjut.
Karena di Arab Saudi sedang marak terjadi kasus MERS, setiap terjadi keluhan serupa segera diperiksakan ke dokter, guna memastikan apakah gejala tersebut positif MERS atau tidak.
Dari hasil rontgen sebelumya, mereka hanya mengalami gangguan pernaafasan atau pneumonia biasa.
RSUD Loekmono Hadi Kudus, saat ini telah memiliki ruang khusus untuk menangani pasien MERS, termasuk kelengkapan sarana dan prasarananya, serta sumber daya manusia (SDM) juga sudah siap.
Bahkan, dokter dan perawat yang akan menangani pasien gejala MERS, juga diikutkan seminar dan pelatihan khusus penanganan MERS.
Adapun tanda-tanda gejala MERS, yakni keluhan demam dengan suhu badan hingga 38 derajat celcius selama tujuh hari yang disertai sesak nafas yang berat dan batuk produktif serta memiliki riwayat pernah menjalankan ibadah haji.