Solo, ANTARA JATENG - Pemerintah Kota Solo akan menggelar Ruwatan Sukerta 2017 di Kagungan Dalem Sasana Mulya Keraton Surakarta Hadiningrat dengan target peserta minimal 300 orang.
"Acara akan dilaksanakan pada hari Sabtu (14/10)," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Solo Kinkin Sultanul Hakim pada acara jumpa pers di Museum Keris Solo, Jumat.
Ia mengatakan ruwatan sukerta merupakan saru ritus atau upacara tradisional yang masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat Jawa.
"Acara ini diselenggarakan untuk melestarikan tradisi nenek moyang yang telah turun-temurun sejak ribuan tahun yang lalu," katanya.
Ia mengatakan ruwatan tersebut mengandung beberapa nilai sosial, edukasi, dan nilai refleksi untuk menyucikan dan membersihkan diri dari kotoran-kotoran yang ada dalam diri manusia agar kelak diri mereka dapat terbebas dari segala malapetaka.
"Dengan begitu akan tercapai ketenteraman dan kebahagiaan baik lahir maupun batin," katanya.
Pada kesempatan yang sama Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan tradisi Jawa harus terus dilestarikan salah satunya melalui pergelaran ruwatan sukerta tersebut.
"Ini tradisi dan tidak bertentangan dengan agama tertentu," katanya.
Senada, Ketua Panitia Ruwatan KGPH Dipokusumo mengatakan esensi dari upacara ruwatan pada dasarnya merupakan permohonan kepada Tuhan agar disucikan dan diampuni dari segala kesalahan di masa lalu.
"Tujuannya agar di masa depan, kesalahan masa lalu tersebut tidak menjadi beban batin yang menghambat ketenteraman," katanya.
"Acara akan dilaksanakan pada hari Sabtu (14/10)," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Solo Kinkin Sultanul Hakim pada acara jumpa pers di Museum Keris Solo, Jumat.
Ia mengatakan ruwatan sukerta merupakan saru ritus atau upacara tradisional yang masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat Jawa.
"Acara ini diselenggarakan untuk melestarikan tradisi nenek moyang yang telah turun-temurun sejak ribuan tahun yang lalu," katanya.
Ia mengatakan ruwatan tersebut mengandung beberapa nilai sosial, edukasi, dan nilai refleksi untuk menyucikan dan membersihkan diri dari kotoran-kotoran yang ada dalam diri manusia agar kelak diri mereka dapat terbebas dari segala malapetaka.
"Dengan begitu akan tercapai ketenteraman dan kebahagiaan baik lahir maupun batin," katanya.
Pada kesempatan yang sama Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan tradisi Jawa harus terus dilestarikan salah satunya melalui pergelaran ruwatan sukerta tersebut.
"Ini tradisi dan tidak bertentangan dengan agama tertentu," katanya.
Senada, Ketua Panitia Ruwatan KGPH Dipokusumo mengatakan esensi dari upacara ruwatan pada dasarnya merupakan permohonan kepada Tuhan agar disucikan dan diampuni dari segala kesalahan di masa lalu.
"Tujuannya agar di masa depan, kesalahan masa lalu tersebut tidak menjadi beban batin yang menghambat ketenteraman," katanya.