Strasburg, ANTARA JATENG - Perdana Menteri Inggris, Theresa May,
seharusnya memecat menteri luar negerinya, Boris Johnson, jika
menginginkan kemajuan dalam perundingan Brexit, kata anggota terkemuka
di Parlemen Eropa dan sekutu Kanselir Jerman Angela Merkel pada Selasa.
Manfred Weber, warga Jerman pemimpin kelompok kanan tengah, dalam perdebatan di Strasbourg tentang perundingan mengenai pengeluaran Inggris mengatakan bahwa pernyataan bertentangan dari pemerintahan perdana menteri Inggris, termasuk dari Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, menahan upaya mencapai kesepakatan.
"Tolong pecat Johnson," kata Weber, yang kelompok konservatifnya adalah yang terbesar di legislatif dan harus menyetujui kesepakatan, yang diajukan juru runding Uni Eropa dengan Inggris sebelum Maret 2019.
"Pertanyaan utamanya adalah siapa harus saya telepon di London? Theresa May, Boris Johnson, atau bahkan David Davis?" kata Weber, merujuk juga kepada menteri yang menangani perundingan Brexit dengan Brussels.
Pada hari ketika Johnson, tokoh flamboyan dan lantang, yang mendominasi kampanye garis keras untuk meninggalkan Uni Eropa, bersiap membuat pidato utama konferensi partai Konservatif, Weber mengatakan bahwa pembicaraannya tentang "garis merah" dalam Brexit menunjukkan bahwa pemerintah Inggris "terjebak oleh pertengkaran partai mereka sendiri".
Dia meminta May, yang berkampanye untuk tetap ada dalam Uni dan dilemahkan dalam pemilihan yang gagal pada bulan Juni, untuk memaksakan dirinya demi mencapai kesepakatan mengenai jalan keluar yang tertib.
"Theresa May, tolong jangan dahulukan partaimu," kata Weber, "Tolong pikirkan Inggris dulu, pikirkan warga dulu."
"Tolong jangan ada pidato lagi, tunjukkan kepemimpinan pada muatan dan yang terbaik mungkin, tolong pecat Johnson," katanya.
Manfred Weber, warga Jerman pemimpin kelompok kanan tengah, dalam perdebatan di Strasbourg tentang perundingan mengenai pengeluaran Inggris mengatakan bahwa pernyataan bertentangan dari pemerintahan perdana menteri Inggris, termasuk dari Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, menahan upaya mencapai kesepakatan.
"Tolong pecat Johnson," kata Weber, yang kelompok konservatifnya adalah yang terbesar di legislatif dan harus menyetujui kesepakatan, yang diajukan juru runding Uni Eropa dengan Inggris sebelum Maret 2019.
"Pertanyaan utamanya adalah siapa harus saya telepon di London? Theresa May, Boris Johnson, atau bahkan David Davis?" kata Weber, merujuk juga kepada menteri yang menangani perundingan Brexit dengan Brussels.
Pada hari ketika Johnson, tokoh flamboyan dan lantang, yang mendominasi kampanye garis keras untuk meninggalkan Uni Eropa, bersiap membuat pidato utama konferensi partai Konservatif, Weber mengatakan bahwa pembicaraannya tentang "garis merah" dalam Brexit menunjukkan bahwa pemerintah Inggris "terjebak oleh pertengkaran partai mereka sendiri".
Dia meminta May, yang berkampanye untuk tetap ada dalam Uni dan dilemahkan dalam pemilihan yang gagal pada bulan Juni, untuk memaksakan dirinya demi mencapai kesepakatan mengenai jalan keluar yang tertib.
"Theresa May, tolong jangan dahulukan partaimu," kata Weber, "Tolong pikirkan Inggris dulu, pikirkan warga dulu."
"Tolong jangan ada pidato lagi, tunjukkan kepemimpinan pada muatan dan yang terbaik mungkin, tolong pecat Johnson," katanya.