Banyumas, ANTARA JATENG - Warga sejumlah desa di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengeluhkan kondisi air dari penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) berlumpur serta aliran Sungai Prukut yang keruh.

"Kejadian ini yang kedua kalinya sepanjang tahun 2017," kata salah seorang warga, Agus di Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Senin.

Ia menduga kondisi air pamsimas yang berlumpur dan keruhnya air Sungai Prukut disebabkan oleh aktivitas proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Baturraden di lereng selatan Gunung Slamet seperti yang terjadi pada awal tahun 2017.

Oleh karena itu, dia mengharapkan aktivitas pembangunan PLTPB Baturraden dihentikan.

Selain di Desa Sambirata, kondisi tersebut juga dirasakan warga beberapa desa lainnya di Kecamatan Cilongok, antara lain Karanglo, Pernasidi, dan Karangtengah.

Terkait kondisi tersebut, Direktur PT Sejahtera Alam Energy (SAE) Bregas H. Rochadi mengakui adanya longsoran di sekitar lokasi proyek pembangunan PLTPB Baturraden, yakni di area yang belum dikerjakan.

"Ada dua titik longsoran di antara `Wellpad` (area pengeboran) H dan `Wellpad` F. Padahal yang selalu kami monitor adalah tempat yang sedang ada aktivitas, yakni `Wellpad` H dan `Wellpad` F," katanya.

Menurut dia, longsoran tersebut baru diketahui pada Sabtu (30/9) siang sehingga pihaknya segera berusaha meminimalkan dampak dari longsoran karena membuat air sungai menjadi keruh.

Selain itu, kata dia, pihaknya sejak hari Sabtu (30/9) telah memberikan bantuan air bersih untuk warga sejumlah desa di Kecamatan Cilongok yang terdampak longsoran tersebut.

Terkait dengan upaya meminimalisasi dampak longsoran yang dilakukan PT SAE, Bregas mengatakan pihaknya terus berupaya semaksimal mungkin agar permasalahan tersebuy dapat segera teratasi.

"Hari ini (2/10) tampaknya mulai membaik (kondisi air tidak terlalu keruh, red.). Kami memasang terpal di titik-titik longsoran dan upaya-upaya lain seperti yang kami lakukan beberapa waktu lalu," katanya.

Ia mengakui antisipasi longsoran tersebut agak terlambat karena tidak pads lokasi yang dipantau.


Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024