Solo, ANTARA JATENG - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia mendorong perguruan tinggi melakukan kerja sama dengan industri agar hasil riset yang dilakukan bermanfaat bagi masyarakat luas.

"Sejauh ini memang belum banyak perguruan tinggi di Indonesia yang melakukan kerja sama tersebut. Oleh karena itu terus kami dorong," kata Perwakilan Direktorat Inovasi Industri Kemenristekdikti RI Erwin Syahrial di Solo, Kamis.

Ia mengatakan berdasarkan data dari World Economy Forum, posisi kerja sama industri dengan perguruan tinggi di Indonesia menempati posisi ke-28 dari 138 negara. Menurut dia, Indonesia masih kalah dengan Malaysia yang menempati posisi ke-11 dan Singapura yang menempati posisi ke-7.

"Itulah yang terjadi selama ini, ada beberapa kendala yang dihadapi sehingga posisi Indonesia belum begitu bagus, meskipun sebetulnya masuk 30 besar," katanya.

Salah satu kendala yang dihadapi, dikatakannya, selama ini perguruan tinggi di Indonesia jarang melakukan komunikasi maupun koordinasi dengan industri, begitu juga sebaliknya sehingga terkesan jalan sendiri-sendiri.

"Padahal sebetulnya kan industri adalah penggunanya, sehingga sangat berkepentingan. Dengan tidak adanya koordinasi dan komunikasi maka apa yang dihasilkan oleh perguruan tinggi belum tentu digunakan oleh industri," katanya.

Sementara itu, pihaknya menyambut baik hasil riset pewarna alam yang dilakukan oleh Universitas Sebelas Maret Solo yang siap untuk dihilirisasi.

"Saya melihat UNS sudah ada koordinasi dan komunikasi dengan dunia usaha, sehingga apa yang dihasilkan ini berguna bagi industri," katanya.

Terkait hal itu, pihaknya berharap agar perguruan tinggi lain melakukan hal serupa seperti yang dilakukan oleh UNS. Dengan demikian, hasil riset yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa tidak menjadi sia-sia.


Pewarta : Aris Wasita Widiastuti
Editor :
Copyright © ANTARA 2024