Solo, ANTARA JATENG - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyatakan pendapatan dari pengguna "sky bridge" yang menghubungkan Terminal Tirtonadi dengan Stasiun Balapan Solo masih rendah.
"Kalau dirata-ratakan pendapatan dari `sky bridge` ini dalam satu hari sekitar Rp700.000/sif," kata Kepala Sub Urusan Customer Care Stasiun Solo Balapan Arif Firmansyah di Solo, Kamis.
Ia mengatakan dalam melayani penumpang untuk pembelian tiket diterapkan sistem jam kerja sif. Dalam satu hari, dikatakannya, diberlakukan dua sif sehingga pendapatan dihitung berdasarkan sif.
"Tetapi pernah saat ramai sekali pendapatan dari `sky bridge` mencapai Rp2.000.000/sif. Tetapi ini jarang terjadi," katanya.
Ia mengatakan, penumpang yang memanfaatkan fasilitas itu kurang banyak, karena enggan berjalan kaki dari Terminal Tirtonadi menuju ke Stasiun Balapan sehingga pendapatan dari fasilitas ini kurang optimal.
"Meski demikian, kami akan pikirkan lagi untuk meningkatkan pendapatan dari `sky bridge` ini. Bagaimana membuat penumpang yang turun di Terminal Tirtonadi untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan dengan kereta api bisa lebih memilih menggunakan fasilitas ini daripada harus menghabiskan ongkos untuk menggunakan angkutan kota," katanya.
Saat ini, upaya yang terus dilakukan adalah memberitahukan kepada para penumpang agar memanfaatkan fasilitas tersebut, salah satunya dengan pemberitahuan melalui "announcer".
"Pemberitahuan ini kami lakukan untuk mengantisipasi penumpang yang ternyata belum tahu adanya fasilitas ini," katanya.
Sebelumnya, pembangunan "sky bridge" merupakan kerja sama antara PT KAI dengan Pemerintah Kota Surakarta. Pembangunan "sky bridge" tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian Pemerintahan Kota Surakarta dibangun sepanjang 437,9 meter, sedangkan bagian PT KAI sepanjang 215 meter.
Untuk masuk ke wilayah Stasiun Balapan, pengguna `sky bridge` wajib memiliki tiket kereta api. Namun masyarakat bebas menggunakan `skybridge` di wilayah Terminal Tirtonadi.
"Kalau dirata-ratakan pendapatan dari `sky bridge` ini dalam satu hari sekitar Rp700.000/sif," kata Kepala Sub Urusan Customer Care Stasiun Solo Balapan Arif Firmansyah di Solo, Kamis.
Ia mengatakan dalam melayani penumpang untuk pembelian tiket diterapkan sistem jam kerja sif. Dalam satu hari, dikatakannya, diberlakukan dua sif sehingga pendapatan dihitung berdasarkan sif.
"Tetapi pernah saat ramai sekali pendapatan dari `sky bridge` mencapai Rp2.000.000/sif. Tetapi ini jarang terjadi," katanya.
Ia mengatakan, penumpang yang memanfaatkan fasilitas itu kurang banyak, karena enggan berjalan kaki dari Terminal Tirtonadi menuju ke Stasiun Balapan sehingga pendapatan dari fasilitas ini kurang optimal.
"Meski demikian, kami akan pikirkan lagi untuk meningkatkan pendapatan dari `sky bridge` ini. Bagaimana membuat penumpang yang turun di Terminal Tirtonadi untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan dengan kereta api bisa lebih memilih menggunakan fasilitas ini daripada harus menghabiskan ongkos untuk menggunakan angkutan kota," katanya.
Saat ini, upaya yang terus dilakukan adalah memberitahukan kepada para penumpang agar memanfaatkan fasilitas tersebut, salah satunya dengan pemberitahuan melalui "announcer".
"Pemberitahuan ini kami lakukan untuk mengantisipasi penumpang yang ternyata belum tahu adanya fasilitas ini," katanya.
Sebelumnya, pembangunan "sky bridge" merupakan kerja sama antara PT KAI dengan Pemerintah Kota Surakarta. Pembangunan "sky bridge" tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian Pemerintahan Kota Surakarta dibangun sepanjang 437,9 meter, sedangkan bagian PT KAI sepanjang 215 meter.
Untuk masuk ke wilayah Stasiun Balapan, pengguna `sky bridge` wajib memiliki tiket kereta api. Namun masyarakat bebas menggunakan `skybridge` di wilayah Terminal Tirtonadi.