Semarang, ANTARA JATENG - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi ntuk memberi motivasi para transmigran asal Kota Semarang yang bermukim di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Antara di Semarang, Rabu, Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi harus menempuh perjalanan puluhan kilometer menggunakan sepeda motor menuju permukiman transmigran.

Permukiman transmigran asal Semarang berada jauh dari pusat keramaian dengan kondisi medan jalan yang cukup sulit dilalui menggunakan mobil, namun tak menyurutkan semangat Hendi untuk bertemu transmigran.

Begitu sampai, politikus PDI Perjuangan disambut antusias transmigran yang sudah menunggu sejak Rabu pagi, bahkan warga secara khusus juga sudah menyiapkan hidangan untuk orang nomor satu di Kota Semarang itu.

Tanpa sekat, politikus PDI Perjuangan itu langsung berbaur dan berbincang dengan para transmigran, seraya menyantap beberapa menu hidangan yang sudah disajikan warga transmigran secara bersama-sama.

"Pripun kabaripun, Pak? (Bagaimana kabarnya, Pak, red.)," sapa Hendi menggunakan bahasa Jawa krama kepada para transmigran yang langsung dijawab warga dengan baik, berlanjut dengan obrolan santai.

Hendi meminta para transmigran asal Semarang yang sudah bertransmigrasi sejak 2012 itu tidak cepat menyerah dan memaksimalkan fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Setidaknya ada delapan kepala keluarga dari Kota Semarang yang sekarang bermukim di Kayong Utara berbekal rumah dan lahan garapan seluas satu hektare untuk dimanfaatkan dengan kegiatan bercocok tanam.

Ia mengharapkan warga Semarang yang sudah lebih dulu bertransmigrasi bisa sukses menggarap lahannya masing-masing sehingga bisa menginspirasi warga-warga Semarang yang lainnya untuk ikut bertransmigrasi.

"Pertama, saya senang karena bisa bertemu kembali dengan saudara-saudara yang sudah lama meninggalkan Semarang. Kedua, senang karena berkesempatan melihat kesempatan transmigrasi bermanfaat besar," katanya.

Hendi mengaku banyak mendapatkan kisah inspiratif dari para transmigran karena transmigrasi bukan hanya tentang meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan penduduk, melainkan perjuangan dan pengorbanan membangun Indonesia.

Salah satunya, disampaikan Ridwan, transmigran asal Semarang yang kini sukses meraup penghasilan Rp10 juta/bulan meski harus kehilangan salah satu anaknya karena tenggelam di parit di tengah perjuangannya sebagai transmigran.

Di depan Hendi, Ridwan menceritakan perjuangannya membangun wilayah itu karena begitu tiba lahan yang harus digarap tergenang banjir yang tidak surut selama tiga bulan, tetapi tidak menyurutkan semangatnya.

"Begitu sampai di sini, saya menangis, Pak. Lahan yang harus digarap terkena banjir, tiga bulan tidak surut. Tetapi, Alhamdulillah itu tidak menyurutkan tekad saya," kata Ridwan yang mendapatkan penghargaan transmigran teladan pada 2016.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024