Boyolali, ANTARA JATENG - Sekitar 100 kelompok kesenian dari berbagai daerah di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, akan memeriahkan "Festival Reog Bhayangkara 2017" yang digelar dalam rangka peringatan Hari Kesatian Pancasila pada 1 Oktober.
Ketua Panitia Festival Ribut Budi Santoso usai rapat koordinasi dengan instansi terkait di Mapolres Boyolali, Senin, mengatakan festival ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali bersama Polres setempat.
Selain reog, juga akan ditampilkan puluhan kelompok kesenian lokal seperti kuda kepang, jathilan, musik campur sari, kethoprak yang dimainkan oleh perangkat desa dan lurah se-Boyolali, serta Barongsai dan Marching Band SMA Taruna Nusantara.
"Kami juga akan menyajikan berbagai kuliner lokal agar lebih dikenal masyarakat. Kami ingin keberagaman hadir untuk menjaga Pancasila dan Kebhinekaan pada 1 Oktober," katanya.
Festival tersebut digelar juga dengan tujuan menjaga kelestarian budaya dan tradisi lokal. Boyolali memiliki ratusan kelompok kesenian daerah dari berbagai jenis yang berpotensi menjadi daya tarik wisatawan.
"Kekayaan seni budaya ini harus tetap dijaga, dan salah satunya dengan kegiatan festival kesenian rakyat mendorong kelompok kesenian untuk terus berkreasi," katanya.
Festival tersebut digelar dengan cara kirab di sepanjang Jalan Pandanaran Boyolali mulai depan Kantor Satuan Lantas menuju panggung utama di Simpang Lima. Peserta festival akan menyuguhkan kebolehannya di setiap perjalanan kirab untuk menghibur masyarakat Boyolali.
"Event ini, juga salah satu bagian upaya dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata di wilayah Boyolali," katanya.
Ketua Panitia Festival Ribut Budi Santoso usai rapat koordinasi dengan instansi terkait di Mapolres Boyolali, Senin, mengatakan festival ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali bersama Polres setempat.
Selain reog, juga akan ditampilkan puluhan kelompok kesenian lokal seperti kuda kepang, jathilan, musik campur sari, kethoprak yang dimainkan oleh perangkat desa dan lurah se-Boyolali, serta Barongsai dan Marching Band SMA Taruna Nusantara.
"Kami juga akan menyajikan berbagai kuliner lokal agar lebih dikenal masyarakat. Kami ingin keberagaman hadir untuk menjaga Pancasila dan Kebhinekaan pada 1 Oktober," katanya.
Festival tersebut digelar juga dengan tujuan menjaga kelestarian budaya dan tradisi lokal. Boyolali memiliki ratusan kelompok kesenian daerah dari berbagai jenis yang berpotensi menjadi daya tarik wisatawan.
"Kekayaan seni budaya ini harus tetap dijaga, dan salah satunya dengan kegiatan festival kesenian rakyat mendorong kelompok kesenian untuk terus berkreasi," katanya.
Festival tersebut digelar dengan cara kirab di sepanjang Jalan Pandanaran Boyolali mulai depan Kantor Satuan Lantas menuju panggung utama di Simpang Lima. Peserta festival akan menyuguhkan kebolehannya di setiap perjalanan kirab untuk menghibur masyarakat Boyolali.
"Event ini, juga salah satu bagian upaya dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata di wilayah Boyolali," katanya.