Laman resmi media The Sun pada September 2017 ini menulis artikel dengan
judul "Forget Fergie time, Jose Mourinho goes by his own watch"
(Lupakan masa Fergie, Jose Mourinho melaju dengan waktunya sendiri).
Semenjak Sir Alex Ferguson pensiun sebagai manajer Manchester United pada 8 Mei 2013, kesebelasan Setan Merah terus berupaya untuk mengulangi masa kejayaan Fergie (panggilan akrab Ferguson) di tahun 1990-an dan dekade awal abad ke-21.
Impian tersebut tentu saja bukan hal yang mudah untuk dicapai mengingat pada masanya, Fergie dalam kompetisi domestik telah berhasil membawa MU meraih 13 gelar Liga Primer Inggris, 5 Piala FA, 4 Piala Liga, dan 10 Piala Community Shield.
Begitu pula dengan prestasi mereka di tingkat Eropa dan internasional, di mana pada era Sir Alex, tim United sukses memenangkan dua gelar Liga Champions, serta Piala Winners, Piala Super, Piala Intercontinental, dan Piala Dunia Klub FIFA, masing-masing sebanyak satu kali.
Karena itu, tidak heran pula banyak yang menyangsikan apakah Manchester United di zaman Jose Mourinho bisa kembali membuat tim tersebut kembali mengulangi, atau bahkan melampaui masa keemasannya.
Mourinho, sebagaimana diketahui banyak penikmat sepakbola, bukanlah manajer "kemarin sore" dan telah berhasil meraih banyak kejayaan, begitu pula terkenal dengan sejumlah komentar kontroversialnya.
Di antara prestasi yang pernah diraihnya, Mou yang berasal dari Portugal itu pernah meracik tim yang sukses menggondol Liga Champions (satu kali bersama Porto, lainnya bersama Internazionale).
Tidak heran pula pada Mei 2016, manajemen MU memilih Mourinho untuk menggantikan Louis van Gaal sebagai manajer tim tersebut, dengan harapan akan membawa kembali Setan Merah kembali haus kemenangan.
Pada musim pertamanya di MU, Mourinho berhasil memenangkan piala Community Shield (mengalahkan juara Liga Premier ketika itu, Leicester City, dengan skor 2-1), dan piala Europa (mengalahkan Ajax Amsterdam, 2-0).
Namun di kompetisi domestik, tepatnya Liga Primer Inggris 2016/2017, Mourinho hanya berada di posisi keenam dengan 18 kali menang, lima seri, dan lima kalah.
Pada beberapa pertandingan awal Liga Primer Inggris 2017/2018, MU berada di pucuk klasemen (bersama-sama dengan Manchester City, rival abadi sekotanya).
MU, hingga lima pertandingan awal liga musim ini, berhasil meraih empat kali kemenangan dan satu kali imbang, dengan berhasil membobol gawang lawan 16 kali dan hanya kemasukan dua gol.
Setelah kemenangan 4-0 atas Everton pada 17 September lalu, media Daily Mail menyatakan Manchester United are bringing back Fergie Time (Manchester United membawa kembali Masa Fergie).
Namun, meski mengakui indikasi potensi munculnya kembali masa kejayaan, tetapi tidak semuanya yakin 100 persen. Seperti Manchester Evening News yang menyatakan It is not quite Fergie time, but Manchester United are rediscovering their knack of scoring late goals (Belum sampai masa Fergie, tetapi MU menemukan kembali bakat mereka untuk mencetak gol akhir waktu).
Memang, berdasarkan statistik, 10 dari 16 gol yang dicetak MU pada lima pertandingan awal dicetak pada menit ke-70 dan setelahnya.
Lima pertandingan awal yang menakjubkan memang membawa banyak optimisme pada pendukung Setan Merah, tetapi benarkah tim Mourinho saat ini bisa mengulangi periode keemasan tim Fergie pada masa lalu?
Membandingkan pemain
Untuk membandingkan kedua tim tersebut, maka harus pula ditentukan siapa saja pemain di masing-masing posisi, yang dapat disebut berkontribusi besar saat Sir Alex menjadi manager.
Masing-masing pemain tersebut diambil berdasarkan sejumlah artikel dari beberapa media massa terkemuka Inggris, seperti "Alex Fergusons greatest XI during his reign at Manchester United" di laman resmi Guardian, "The 10 best Manchester United players of the Premier League era" di media FourFourTwo, "Sir Alex Fergusons all-time XI" di The Sun, dan "Manchester Uniteds top players to have starred under Sir Alex Ferguson" di Daily Mail.
Dari sejumlah artikel tersebut, dapat disebut kesepakatan bahwa para pemain yang berkontribusi besar pada masa kejayaan Mourinho adalah Peter Schemeichel pada posisi kiper. Kemudian, Gary Neville (bek kanan), Denis Irwin (bek kiri), dan Rio Ferdinand (bek tengah).
Satu bek tengah lainnya yang layak disebut memang menjadi perdebatan, karena Guardian memilih Jaap Stam, The Sun menyebut Nemanja Vidic, dan Daily Mail menyatakan kapten legendaris Steve Bruce.
Namun, Vidic layak diunggulkan karena dia meraup 15 gelar piala saat berada di MU, sedangkan Steve Bruce 12 gelar dan Jaap Stam "hanya" enam gelar.
Di posisi gelandang, nama yang banyak disebut adalah Roy Keane (gelandang bertahan), David Beckham (sayap kanan), Paul Scholes (gelandang tengah), dan Ryan Giggs (sayap kiri).
Untuk posisi playmaker atau posisi penyerang yang berada di belakang striker murni, tidak mengherankan bila sang legenda hidup Eric Cantona terpilih untuk mewakili tim Fergie.
Bagaimana untuk posisi striker murni? Jawaban ini sukar untuk ditentukan secara pasti karena tim masa Fergie memiliki banyak striker andal. Namun, nama yang kerap muncul adalah Wayne Rooney.
Setelah ditentukan kesebelasan terbaik masa Fergie, bagaimana halnya dengan tim Mourinho. Berdasarkan statistik pada Liga Primer Inggris 2017/2018, maka para pemain yang sering dimainkan pada periode tersebut adalah David de Gea (kiper), dengan pemain di posisi bertahan adalah Antonio Valencia (bek kanan), Daley Blind (bek kiri), Eric Bailly dan Phil Jones (keduanya bek tengah).
Di posisi gelandang, keempat pemain gelandang yang kerap dimainkan Mourinho antara lain Nemanja Matic, Juan Mata, Paul Pogba, dan Henrikh Mkhitaryan. Sedangkan para penyerangnya adalah Marcus Rashford dan Romelu Lukaku.
Bila dibandingkan nama-nama yang ada, seperti Peter Schemeichel dibandingkan dengan David de Gea, atau Rio Ferdinand dibandingkan dengan Eric Bailly/Phil Jones, atau Ryan Giggs dibandingkan dengan Henrikh Mkhitaryan, memang tampaknya lebih mengkilau prestasi yang telah diraih oleh para pemain tim Fergie.
Namun, jangan dilupakan bahwa tim Mourinho, hampir seluruhnya berusia di bawah 30 tahun saat artikel ini ditulis, kecuali Valencia yang memegang ban kapten.
Coba lihat, sang kiper David de Gea masih berusia 26 tahun, Daley Blind 27 tahun, dan Phil Jones 25 tahun. Selain itu, Mkhitaryan 28 tahun, Pogba dan Lukaku masing-masing 24 tahun. Bankan, Marcus Rashford masih belum menginjak kepala dua (setidaknya hingga 31 Oktober 2017).
Dengan pemain yang rata-rata berusia relatif muda itu, tidak heran bila optimisme terus melambung bahwa tim Manchester United racikan Mourinho diperkirakan bakal menyamai tim legendaris pada masa Fergie, atau bahkan berpotensi untuk melampauinya.
Semenjak Sir Alex Ferguson pensiun sebagai manajer Manchester United pada 8 Mei 2013, kesebelasan Setan Merah terus berupaya untuk mengulangi masa kejayaan Fergie (panggilan akrab Ferguson) di tahun 1990-an dan dekade awal abad ke-21.
Impian tersebut tentu saja bukan hal yang mudah untuk dicapai mengingat pada masanya, Fergie dalam kompetisi domestik telah berhasil membawa MU meraih 13 gelar Liga Primer Inggris, 5 Piala FA, 4 Piala Liga, dan 10 Piala Community Shield.
Begitu pula dengan prestasi mereka di tingkat Eropa dan internasional, di mana pada era Sir Alex, tim United sukses memenangkan dua gelar Liga Champions, serta Piala Winners, Piala Super, Piala Intercontinental, dan Piala Dunia Klub FIFA, masing-masing sebanyak satu kali.
Karena itu, tidak heran pula banyak yang menyangsikan apakah Manchester United di zaman Jose Mourinho bisa kembali membuat tim tersebut kembali mengulangi, atau bahkan melampaui masa keemasannya.
Mourinho, sebagaimana diketahui banyak penikmat sepakbola, bukanlah manajer "kemarin sore" dan telah berhasil meraih banyak kejayaan, begitu pula terkenal dengan sejumlah komentar kontroversialnya.
Di antara prestasi yang pernah diraihnya, Mou yang berasal dari Portugal itu pernah meracik tim yang sukses menggondol Liga Champions (satu kali bersama Porto, lainnya bersama Internazionale).
Tidak heran pula pada Mei 2016, manajemen MU memilih Mourinho untuk menggantikan Louis van Gaal sebagai manajer tim tersebut, dengan harapan akan membawa kembali Setan Merah kembali haus kemenangan.
Pada musim pertamanya di MU, Mourinho berhasil memenangkan piala Community Shield (mengalahkan juara Liga Premier ketika itu, Leicester City, dengan skor 2-1), dan piala Europa (mengalahkan Ajax Amsterdam, 2-0).
Namun di kompetisi domestik, tepatnya Liga Primer Inggris 2016/2017, Mourinho hanya berada di posisi keenam dengan 18 kali menang, lima seri, dan lima kalah.
Pada beberapa pertandingan awal Liga Primer Inggris 2017/2018, MU berada di pucuk klasemen (bersama-sama dengan Manchester City, rival abadi sekotanya).
MU, hingga lima pertandingan awal liga musim ini, berhasil meraih empat kali kemenangan dan satu kali imbang, dengan berhasil membobol gawang lawan 16 kali dan hanya kemasukan dua gol.
Setelah kemenangan 4-0 atas Everton pada 17 September lalu, media Daily Mail menyatakan Manchester United are bringing back Fergie Time (Manchester United membawa kembali Masa Fergie).
Namun, meski mengakui indikasi potensi munculnya kembali masa kejayaan, tetapi tidak semuanya yakin 100 persen. Seperti Manchester Evening News yang menyatakan It is not quite Fergie time, but Manchester United are rediscovering their knack of scoring late goals (Belum sampai masa Fergie, tetapi MU menemukan kembali bakat mereka untuk mencetak gol akhir waktu).
Memang, berdasarkan statistik, 10 dari 16 gol yang dicetak MU pada lima pertandingan awal dicetak pada menit ke-70 dan setelahnya.
Lima pertandingan awal yang menakjubkan memang membawa banyak optimisme pada pendukung Setan Merah, tetapi benarkah tim Mourinho saat ini bisa mengulangi periode keemasan tim Fergie pada masa lalu?
Membandingkan pemain
Untuk membandingkan kedua tim tersebut, maka harus pula ditentukan siapa saja pemain di masing-masing posisi, yang dapat disebut berkontribusi besar saat Sir Alex menjadi manager.
Masing-masing pemain tersebut diambil berdasarkan sejumlah artikel dari beberapa media massa terkemuka Inggris, seperti "Alex Fergusons greatest XI during his reign at Manchester United" di laman resmi Guardian, "The 10 best Manchester United players of the Premier League era" di media FourFourTwo, "Sir Alex Fergusons all-time XI" di The Sun, dan "Manchester Uniteds top players to have starred under Sir Alex Ferguson" di Daily Mail.
Dari sejumlah artikel tersebut, dapat disebut kesepakatan bahwa para pemain yang berkontribusi besar pada masa kejayaan Mourinho adalah Peter Schemeichel pada posisi kiper. Kemudian, Gary Neville (bek kanan), Denis Irwin (bek kiri), dan Rio Ferdinand (bek tengah).
Satu bek tengah lainnya yang layak disebut memang menjadi perdebatan, karena Guardian memilih Jaap Stam, The Sun menyebut Nemanja Vidic, dan Daily Mail menyatakan kapten legendaris Steve Bruce.
Namun, Vidic layak diunggulkan karena dia meraup 15 gelar piala saat berada di MU, sedangkan Steve Bruce 12 gelar dan Jaap Stam "hanya" enam gelar.
Di posisi gelandang, nama yang banyak disebut adalah Roy Keane (gelandang bertahan), David Beckham (sayap kanan), Paul Scholes (gelandang tengah), dan Ryan Giggs (sayap kiri).
Untuk posisi playmaker atau posisi penyerang yang berada di belakang striker murni, tidak mengherankan bila sang legenda hidup Eric Cantona terpilih untuk mewakili tim Fergie.
Bagaimana untuk posisi striker murni? Jawaban ini sukar untuk ditentukan secara pasti karena tim masa Fergie memiliki banyak striker andal. Namun, nama yang kerap muncul adalah Wayne Rooney.
Setelah ditentukan kesebelasan terbaik masa Fergie, bagaimana halnya dengan tim Mourinho. Berdasarkan statistik pada Liga Primer Inggris 2017/2018, maka para pemain yang sering dimainkan pada periode tersebut adalah David de Gea (kiper), dengan pemain di posisi bertahan adalah Antonio Valencia (bek kanan), Daley Blind (bek kiri), Eric Bailly dan Phil Jones (keduanya bek tengah).
Di posisi gelandang, keempat pemain gelandang yang kerap dimainkan Mourinho antara lain Nemanja Matic, Juan Mata, Paul Pogba, dan Henrikh Mkhitaryan. Sedangkan para penyerangnya adalah Marcus Rashford dan Romelu Lukaku.
Bila dibandingkan nama-nama yang ada, seperti Peter Schemeichel dibandingkan dengan David de Gea, atau Rio Ferdinand dibandingkan dengan Eric Bailly/Phil Jones, atau Ryan Giggs dibandingkan dengan Henrikh Mkhitaryan, memang tampaknya lebih mengkilau prestasi yang telah diraih oleh para pemain tim Fergie.
Namun, jangan dilupakan bahwa tim Mourinho, hampir seluruhnya berusia di bawah 30 tahun saat artikel ini ditulis, kecuali Valencia yang memegang ban kapten.
Coba lihat, sang kiper David de Gea masih berusia 26 tahun, Daley Blind 27 tahun, dan Phil Jones 25 tahun. Selain itu, Mkhitaryan 28 tahun, Pogba dan Lukaku masing-masing 24 tahun. Bankan, Marcus Rashford masih belum menginjak kepala dua (setidaknya hingga 31 Oktober 2017).
Dengan pemain yang rata-rata berusia relatif muda itu, tidak heran bila optimisme terus melambung bahwa tim Manchester United racikan Mourinho diperkirakan bakal menyamai tim legendaris pada masa Fergie, atau bahkan berpotensi untuk melampauinya.