Purwokerto, ANTARA JATENG - Pengiriman barang melalui jasa logistik di eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah, mengalami kenaikan, kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Banyumas, Endang.
"Selama 2016-2017, pengiriman lewat jasa logistik terjadi kenaikan signifikan. Kenaikan tonase mencapai 22 persen sedangkan omzet meningkat 25 persen," katanya saat "Focus Group Discussion (FGD) Jasa Logistik di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Jumat.
Ia mengatakan kenaikan tersebut turut didukung oleh banyaknya toko daring skala kecil yang mulai tumbuh, salah satunya di Cilacap.
Menurut dia, hal itu terlihat dari barang yang keluar dari Cilacap lebih banyak daripada barang yang masuk.
"Di Cilacap, barang `outgoing` (keluar) yang banyak dicatat adalah makanan, herbal, dan pakaian," kata Pimpinan TiKi Cilacap itu.
Sementara perwakilan Manajemen TiKi Purwokerto, Nanang Riyadi mengatakan peralihan tren belanja dari konvensional ke daring berdampak pada pertumbuhan usaha jasa logistik.
Dalam hal ini, kata dia, barang yang keluar lebih banyak daripada barang yang masuk.
Dia mencontohkan barang-barang yang dikirim melalui TiKi Purwokerto di antaranya pakaian serta produk unggulan daerah seperti knalpot, rambut palsu, dan bulu mata palsu.
Bahkan, lanjut dia, pengiriman bulu mata palsu melalui TiKi Purwokerto ke Kupang bisa mencapai empat kali dalam satu bulan.
"Khusus untuk knalpot, bisa mencapai 1 ton per hari," katanya.
Peningkatan pengiriman barang juga dialami Kantor Pos Purwokerto karena hingga bulan Agustus 2017 meningkat hingga 9,9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016.
"Rata-rata jumlah pengiriman melalui Kantor Pos Purwokerto tiap bulan mencapai 32.910 barang," kata salah seorang perwakilan Kantor Pos Purwokerto, Rusdi Hendri.
Menurut dia, peningkatan transaksi pengiriman barang melalui Kantor Pos Purwokerto juga turut didukung oleh pertumbuhan bisnis daring yang perkembangannya sudah mencapai ke pelosok.
Dalam kesempatan itu, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Fadhil Nugroho mengatakan pihaknya ingin melihat dan mendalami, apakah benar atau tidak benar daya beli masyarakat itu menurun dari sisi lain, khususnya jasa logistik, karena transaksi usaha daring kini berkembang.
Dari hasil diskusi, kata dia, terlihat bahwa pengiriman barang melalui jasa logistik di wilayah eks Keresidenan Banyumas dalam satu tahun terakhir meningkat.
Menurut dia, hal itu menunjukkan bahwa ekonomi dan konsumsi tumbuh.
"Akan tetapi mengapa pencacatan di nasional turun? Kemungkinan ada sesuatu yang hilang atau tidak tercatat oleh BPS (Badan Pusat Statistik) karena ternyata banyak usaha `online` (daring) yang berjualan lewat media sosial," katanya.
"Selama 2016-2017, pengiriman lewat jasa logistik terjadi kenaikan signifikan. Kenaikan tonase mencapai 22 persen sedangkan omzet meningkat 25 persen," katanya saat "Focus Group Discussion (FGD) Jasa Logistik di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Jumat.
Ia mengatakan kenaikan tersebut turut didukung oleh banyaknya toko daring skala kecil yang mulai tumbuh, salah satunya di Cilacap.
Menurut dia, hal itu terlihat dari barang yang keluar dari Cilacap lebih banyak daripada barang yang masuk.
"Di Cilacap, barang `outgoing` (keluar) yang banyak dicatat adalah makanan, herbal, dan pakaian," kata Pimpinan TiKi Cilacap itu.
Sementara perwakilan Manajemen TiKi Purwokerto, Nanang Riyadi mengatakan peralihan tren belanja dari konvensional ke daring berdampak pada pertumbuhan usaha jasa logistik.
Dalam hal ini, kata dia, barang yang keluar lebih banyak daripada barang yang masuk.
Dia mencontohkan barang-barang yang dikirim melalui TiKi Purwokerto di antaranya pakaian serta produk unggulan daerah seperti knalpot, rambut palsu, dan bulu mata palsu.
Bahkan, lanjut dia, pengiriman bulu mata palsu melalui TiKi Purwokerto ke Kupang bisa mencapai empat kali dalam satu bulan.
"Khusus untuk knalpot, bisa mencapai 1 ton per hari," katanya.
Peningkatan pengiriman barang juga dialami Kantor Pos Purwokerto karena hingga bulan Agustus 2017 meningkat hingga 9,9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016.
"Rata-rata jumlah pengiriman melalui Kantor Pos Purwokerto tiap bulan mencapai 32.910 barang," kata salah seorang perwakilan Kantor Pos Purwokerto, Rusdi Hendri.
Menurut dia, peningkatan transaksi pengiriman barang melalui Kantor Pos Purwokerto juga turut didukung oleh pertumbuhan bisnis daring yang perkembangannya sudah mencapai ke pelosok.
Dalam kesempatan itu, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Fadhil Nugroho mengatakan pihaknya ingin melihat dan mendalami, apakah benar atau tidak benar daya beli masyarakat itu menurun dari sisi lain, khususnya jasa logistik, karena transaksi usaha daring kini berkembang.
Dari hasil diskusi, kata dia, terlihat bahwa pengiriman barang melalui jasa logistik di wilayah eks Keresidenan Banyumas dalam satu tahun terakhir meningkat.
Menurut dia, hal itu menunjukkan bahwa ekonomi dan konsumsi tumbuh.
"Akan tetapi mengapa pencacatan di nasional turun? Kemungkinan ada sesuatu yang hilang atau tidak tercatat oleh BPS (Badan Pusat Statistik) karena ternyata banyak usaha `online` (daring) yang berjualan lewat media sosial," katanya.