Solo, ANTARA JATENG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan harga mati yang harus dijaga dengan segenap jiwa dan raga," kata Ganjar di hadapan 2.168 mahasiswa baru FKIP UNS di Solo, Jumat.
Ia berharap generasi muda sebagai penerus bangsa memiliki nilai-nilai budaya luhur, berkarakter kuat, cerdas dan berjiwa patriot.
"Tujuannya untuk menjaga keutuhan bangsa dan menjadikan negara kita disegani di dunia," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, perlu adanya penguatan nilai-nilai luhur dan semangat nasionalisme yang didesain dari dalam hati para mahasiswa baru UNS tersebut.
Pada kuliah umum tersebut, ia juga memberikan materi tentang berbagai tantangan yang harus dihadapi masyarakat saat ini, di antaranya konflik antargolongan masyarakat, elit partai, suku, hingga sentimen agama.
"Hal ini berpotensi besar menimbulkan disharmonisasi dan perpecahan bangsa," katanya.
Oleh karena itu, katanya, penerapan nilai nasionalisme sangat perlu dilakukan untuk menjaga kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Serta semangat menjunjung tinggi perbedaan yang berlandaskan Pancasila saat ini yang nampaknya sudah mulai pudar," katanya.
"Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan harga mati yang harus dijaga dengan segenap jiwa dan raga," kata Ganjar di hadapan 2.168 mahasiswa baru FKIP UNS di Solo, Jumat.
Ia berharap generasi muda sebagai penerus bangsa memiliki nilai-nilai budaya luhur, berkarakter kuat, cerdas dan berjiwa patriot.
"Tujuannya untuk menjaga keutuhan bangsa dan menjadikan negara kita disegani di dunia," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, perlu adanya penguatan nilai-nilai luhur dan semangat nasionalisme yang didesain dari dalam hati para mahasiswa baru UNS tersebut.
Pada kuliah umum tersebut, ia juga memberikan materi tentang berbagai tantangan yang harus dihadapi masyarakat saat ini, di antaranya konflik antargolongan masyarakat, elit partai, suku, hingga sentimen agama.
"Hal ini berpotensi besar menimbulkan disharmonisasi dan perpecahan bangsa," katanya.
Oleh karena itu, katanya, penerapan nilai nasionalisme sangat perlu dilakukan untuk menjaga kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Serta semangat menjunjung tinggi perbedaan yang berlandaskan Pancasila saat ini yang nampaknya sudah mulai pudar," katanya.