Semarang, ANTARA JATENG - Sebanyak enam siswa SMA Pangudi Luhur Don Bosko lulusan tahun 2017 memperoleh beasiswa penuh untuk melanjutkan studi jenjang S1 Sastra China di Universitas Hua Qiao, Xiamen, Provinsi Fujian, Tiongkok dan akan berangkat Minggu (10/9).

Enam siswa tersebut yakni Fransisca Putri Maharani, Ribka Helindra Dewani, Diaz Prameswary, Efha Pramaishela M.E,  Oei Fidella Hezayma S, dan Januari Cahaya Putri.

Ketua rombongan dari Semarang Fransisca, di Semarang, Rabu, menjelaskan bahwa penerima beasiswa studi ke Tiongkok sebanyak sembilan, enam dari SMA Don Bosko, dua dari SMA Nusaputra, dan seorang dari SMA Hidayatullah.

"Nanti kami akan bergabung dengan para penerima beasiswa lain di Indonesia yang berjumlah 54 orang lulusan SMA tahun 2017. Saya tertarik studi di luar negeri karena  tantangan baru," kata Fransisca.

Selama di Tiongkok, lanjut Fransisca, para penerima beasiswa dibebaskan dari uang kuliah dan biaya tempat tinggal. Mereka akan tinggal di asrama dan setiap tahun akan memperoleh uang beasiswa setara dengan Rp10 juta.

"Kami menghitung setiap bulan untuk biaya makan bisa habis Rp1,3 juta. Itu artinya orangtua kami kemungkinan akan mengirim uang sekitar Rp2 juta per bulan atau sama dengan bila kami kuliah di luar kota karena harus bayar kos dan makan. Bedanya di Tiongkok, kami tidak membayar kuliah," tambah Oei Fidella.

Hal sama juga disampaikan Diaz maupun Efha yang juga merasa yakin mampu beradaptasi dengan komunitas maupun budaya di Tiongkok. Apalagi sudah mendapatkan dukungan dari orangtua.

"Orangtua juga mendukung. Mereka bilang, bila ini pilihanmu, lakukan yang terbaik. Itu yang membuat saya juga makin mantap studi ke luar negeri," kata Efha.

Sementara Ribka mengaku sudah cukup banyak mengantongi informasi dari mahasiswa asal Indonesia berkaitan dengan studi dan tinggal di Tiongkok.

Kepala SMA PL Don Bosko Bruder Agustinus Sudarmadi merasa bangga dengan tekad lima lulusan sekolah yang dipimpinnya, karena mereka berani keluar dari zona nyaman studi di Indonesia dan siap menghadapi tantangan baru.

"Kami sangat mendukung dan mengapresiasi keberanian mereka untuk keluar dari zona nyaman. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara, sehingga mereka bisa mendapatkan kesempatan studi di Tiongkok," katanya.

Guru Ekstra Kurikuler Bahasa China Eddy Siswojo menambahkan bahwa syarat untuk mendapatkan beasiswa ke China pada tahun ini lebih ringan dibandingkan tahun lalu dan pada saat studi, bagi yang mampu meraih rangking satu akan mendapatkan reward sekitar Rp5 juta.

"Saya berusaha mencarikan universitas yang syaratnya lebih ringan dan ternyata bisa. Saya yakin, mereka pasti mampu menyelesaikan studinya selama empat tahun di Tiongkok. Mereka pun bisa menikmati liburan musim panas di sana. Biaya hidup murah, sama seperti di Semarang,"kata Eddy Siswojo.

Modal awal yang harus dikeluarkan para penerima beasiswa antara lain tiket berangkat ke Tiongkok dan biaya hidup hingga mulai September sampai dengan Desember 2017 sekitar Rp15 juta, setelah itu mereka baru akan menerima beasiswa.

Ketika tiba di Tiongkok, tambah Eddy Siswojo, mereka sudah akan dijemput oleh Tim Garuda, pelajar Indonesia yang sudah belajar di Tiongkok lebih dulu untuk memandu para mahasiswa baru.


Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor :
Copyright © ANTARA 2024