Purwokerto, ANTARA JATENG - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mendampingi dua kelompok wanita tani (KWT) di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pangan dengan bahan baku jagung.
"Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bagi Masyarakat yang didanai Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi," kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Skim Iptek Bagi Masyarakat Unsoed Budi Sustriawan di Purwokerto, Sabtu.
Menurut dia, jagung merupakan salah satu komoditas andalan di Purbalingga dengan sentra produksi di Kecamatan Kutasari. Rata-rata produksi jagung di Kecamatan Kutasari sebesar 56,28 kuintal per hektare atau lebih tinggi dibanding rata-rata produksi di Kabupaten Purbalingga, yaitu 54,62 kuintal per hektare," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, di Kecamatan Kutasari terdapat dua kelompok pengolah jagung, yakni KWT Enggal Sukses, Desa Karangcegak, dan KWT Mekar Sari, Desa Karangjengkol.
Ia mengatakan kedua kelompok tersebut masih mengalami kendala dalam melakukan pengolahan jagung, terutama dalam hal teknologi dan peralatan.
"Oleh karena itu, kami pada tahun 2017 melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi masing-masing kelompok. Kegiatan ini direncanakan akan berlanjut pada tahun 2018," katanya.
Ia mengatakan dalam kegiatan tersebut dilakukan penyuluhan, praktik, pendampingan, dan bantuan alat yang didanai oleh Kemenristekdikti melalui Program Iptek Bagi Masyarakat.
Dalam proses penyuluhan, kata dia, dijelaskan tentang pentingnya mengolah jagung untuk meningkatkan nilai ekonominya.
"Kami juga menyampaikan tentang berbagai teknik pengeringan yang dilanjutkan dengan praktik mengolah tepung jagung menjadi kue dan mi jagung," katanya.
Menurut dia, materi tersebut diberikan karena selama ini, KWT memiliki kekhususan dalam mengolah jagung putih menjadi beras jagung instan dan tepung jagung terkendala dalam proses pengeringan terutama saat musim hujan sehingga sehingga terjadi penurunan kualitas dan kuantitas produksi.
Terkait dengan hal itu, kata dia, pihaknya memberikan bantuan berupa kabinet pengering untuk KWT Mekarsari.
Sementara KWT Enggal Sukses yang telah memiliki banyak produk, lanjut dia, terkendala dalam hal penyimpanan karena tempat penyimpanan khusus sehingga produknya mudah rusak akibat diserang tikus, kecoa, dan gangguan lainnya.
"Kami berikan bantuan untuk KWT Enggal Sukses berupa lemari penyimpanan dan alat pembuat mi jagung," kata Budi.
Ia mengatakan bantuan berupa alat pembuat mi jagung merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dapat dilakukan dengan meningkatkan keanekaragamaan pangan, meningkatkan teknologi pengolahan dan produk pangan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip gizi seimbang.
Dalam hal ini, kata dia, keragaman atau diversifikasi pangan merupakan program yang dicanangkan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.
Menurut dia, tujuan utama diversifikasi adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap salah satu bahan pangan pokok tertentu, yaitu beras dan terigu serta memberdayakan potensi daerah masing-masing.
Sementara itu, Ketua KWT Enggal Sukses Widyaning Hartati mengaku senang dengan adanya kegiatan tersebut karena dapat memotivasi anggota untuk meningkatkan produksinya.
"Apabila sebelumnya anggota kelompok merasa enggan untuk memproduksi dalam jumlah besar karena takut produknya rusak digigit tikus atau kerusakan lain, maka sekarang hal tersebut tidak terjadi," katanya.
Ia mengharapkan program tersebut terus berlanjut agar anggota.kelompok bisa mendapat manfaat lebih banyak lagi.

Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024