Semarang, ANTARA JATENG - Peringatan HUT RI menjadi momentum bagi para pecinta budaya menghidupkan kembali ketoprak di Dusun Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Kelompok Ketoprak Pancabudaya Muda Kopeng serta sejumlah pihak akhirnya mementaskan Ketoprak dengan lakon Joko Puring di Dusun Kopeng, pada Minggu (26/8) malam.

Tidak hanya warga dan kepala dusun yang menjadi pemain Ketoprak, tetapi sejumlah pihak di antaranya dr. Damai Santosa, Sp.PD, KHOM  beserta putrinya Salytha Ivana Ardiningrum siswa SMA 1 Semarang juga ikut ambil peran dari pementasan yang berlangsung sekitar empat jam tersebut.

"Ide menghidupkan Ketoprak di Dusun Kopeng ini sebenarnya sudah muncul satu tahun lalu, tetapi baru terlaksana sekarang," kata dokter spesialis penyakit dalam RSUP dr Kariadi Semarang ini.

Ketoprak Pancabudaya Muda Kopeng, lanjut dr. Santosa, sudah mati sekitar 15 tahun, sehingga dengan pementasan tersebut telah menghidupkan kembali budaya yang mampu menjadi magnet Dusun Kopeng.

Sebelum malam pementasan ketoprak, kegiatan diawali dengan kirab budaya Saptaarga di Lapangan Desa Kopeng serta Jatilan warok kecil dan warok dewasa. Selain itu, pada Minggu (20/8) warga juga melakukan kirab tumpeng serta sejumlah lomba oleh para ibu PKK dan pemuda yang tergabung dalam Karangtaruna Dusun Kopeng.

"Pada kirab tumpeng juga dimeriahkan Gambyong Kolosal yang diikuti 150 orang serta tarian tradisional dari 9 dusun. Jadi tidak hanya dari warga Dusun Kopeng, tetapi juga oleh dusun-dusun sekitar," katanya.

Ayah tiga anak yang memiliki prinsip bahwa hidup harus sehat dan seimbang dengan 3O, 2D, dan 1N (3O yakni olah jiwa, olah raga, dan olah seni; 2D yakni doa dan duit; serta 1N yakni narimo ing pandum atau selalu bersyukur terhadap apa yang dikaruniakan oleh Tuhan YME) ini mengaku terpanggil ikut menghidupkan Ketoprak Pancabudaya Muda Kopeng, karena bagian dari "nguri-nguri budaya".



Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor :
Copyright © ANTARA 2024