Semarang, ANTARAJATENG.COM - Kementerian Perhubungan menegaskan pembangunan jalur rel kereta api yang menghubungkan Stasiun Tawang dengan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, untuk kepentingan nasional.
"Untuk mengintegrasikan antarmoda, sangat penting koneksi pelabuhan dan kereta api (KA)," kata Sekretaris Jenderal Kemenhub Sugihardjo saat meninjau Stasiun Poncol Semarang, Selasa.
Menurut dia, dengan adanya jalur KA barang yang terhubung ke pelabuhan, yakni Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, bisa mengurangi kepadatan arus lalu lintas dan beban jalan raya.
Ia menyebutkan proyek rel pelabuhan di Semarang itu sudah diprogramkan dan terus dipantau perkembangannya, termasuk dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku penyedia lahan untuk pembangunan.
"PT KAI Daerah Operasi IV Semarang, sudah menyampaikan laporan. Memang masih ada sedikit kendala untuk pembebasan di lahan yang sebenarnya memang tanah negara," katanya.
Namun, kata dia, lahan tersebut sudah dihuni masyarakat sekian lama sehingga memerlukan pendekatan, termasuk untuk menyadarkan masyarakat sekitar mengenai pentingnya proyek nasional itu.
Di sisi lain, ia tidak memungkiri jika pemerintah juga tetap memperhatikan kebutuhan masyarakat yang nantinya akan direlokasi dari lokasi pembangunan jalur rel pelabuhan tersebut.
Diakuinya, pelaksanaan proyek jalur rel pelabuhan itu merupakan pekerjaan rumah (PR) bersama yang akan terus dikawal agar pelaksanaannya di lapangan bisa sesuai dengan rencana.
"Ya, kami tetap memperhatikan kebutuhan. Akan tetapi, tetap saja sifatnya bukan ganti rugi, melainkan bentuknya kerohiman," kata Sugihardjo.
Sementara itu, Wakil Kepala PT KAI Daops IV Semarang Tamsil Nurhamedi mengatakan langkah penertiban lahan KAI yang terkena dampak proyek jalur rel pelabuhan itu dilakukan secara bertahap.
"Desember nanti kan targetnya. Dari sisi `project` perencanaan sudah dimulai. Ya, nanti sambil bertahap. Masih ada waktu," katanya.
"Untuk mengintegrasikan antarmoda, sangat penting koneksi pelabuhan dan kereta api (KA)," kata Sekretaris Jenderal Kemenhub Sugihardjo saat meninjau Stasiun Poncol Semarang, Selasa.
Menurut dia, dengan adanya jalur KA barang yang terhubung ke pelabuhan, yakni Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, bisa mengurangi kepadatan arus lalu lintas dan beban jalan raya.
Ia menyebutkan proyek rel pelabuhan di Semarang itu sudah diprogramkan dan terus dipantau perkembangannya, termasuk dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku penyedia lahan untuk pembangunan.
"PT KAI Daerah Operasi IV Semarang, sudah menyampaikan laporan. Memang masih ada sedikit kendala untuk pembebasan di lahan yang sebenarnya memang tanah negara," katanya.
Namun, kata dia, lahan tersebut sudah dihuni masyarakat sekian lama sehingga memerlukan pendekatan, termasuk untuk menyadarkan masyarakat sekitar mengenai pentingnya proyek nasional itu.
Di sisi lain, ia tidak memungkiri jika pemerintah juga tetap memperhatikan kebutuhan masyarakat yang nantinya akan direlokasi dari lokasi pembangunan jalur rel pelabuhan tersebut.
Diakuinya, pelaksanaan proyek jalur rel pelabuhan itu merupakan pekerjaan rumah (PR) bersama yang akan terus dikawal agar pelaksanaannya di lapangan bisa sesuai dengan rencana.
"Ya, kami tetap memperhatikan kebutuhan. Akan tetapi, tetap saja sifatnya bukan ganti rugi, melainkan bentuknya kerohiman," kata Sugihardjo.
Sementara itu, Wakil Kepala PT KAI Daops IV Semarang Tamsil Nurhamedi mengatakan langkah penertiban lahan KAI yang terkena dampak proyek jalur rel pelabuhan itu dilakukan secara bertahap.
"Desember nanti kan targetnya. Dari sisi `project` perencanaan sudah dimulai. Ya, nanti sambil bertahap. Masih ada waktu," katanya.