Magelang, ANTARA JATENG - Kota Magelang menjadi salah satu di antara sejumlah kota di Indonesia yang menjadi finalis penilaian penghargaan Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 untuk kategori kota kecil.


"Tentu saja ini menjadi kebanggaan masyarakat Kota Magelang karena masuk nomine peraih RKCI, akan menyemangati jajaran kami dalam melayani masyarakat dengan lebih baik lagi," kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito  di Magelang, Kamis.


Ia menerima audiensi dua "assesor" dari Tim Smart City and Community Innovation Centre (SCCIC) Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk verifikasi lapangan terkait dengan RKCI, yakni Iqbal Fityan Genial dan Aulia Rinald Muhammad, di Ruang Rapat Wali Kota Magelang.

Dalam pertemuan dengan tim "assesor" tersebut, Wali Kota Sigit, antara lain didampingi Asisten Adminitrasi dan Umum Sekretaris Daerah Pemkot Magelang Isa Ashari, Kepala Bappeda Joko Soeparno, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Statistik Catur Budi Fajar, Kepala Dishub Suryantoro, serta Kepala Disperindag Joko Budiyono.

Ia mengharapkan Tim SCCIC menyampaikan kepada pihak pemkot tentang hal-hal yang perlu dibenahi terkait dengan verifikasi di lapangan agar segera bisa ditindaklanjuti.

Pada 2015, Kota Magelang menjadi Kota Cerdas kategori penduduk di bawah 200 ribu orang dan kategori ekonomi.

Iqbal mengatakan pada mulanya 93 kota mengusulkan dilakukan "assessment" secara dalam jaringan dan kuesioner. Langkah "assessment" kedua meliputi 31 kota.

Sebanyak empat daerah di Jawa Tengah yang masuk finalis penilaian tersebut, yakni Kota Semarang (kota besar), Kota Surakarta (kota menengah), Kota Salatiga dan Kota Magelang (kota kecil).

Finalis kategori kota kecil lainnya, antara lain Kota Binjai (Sumatera Utara), Kota Metro (Lampung), Kota Tual (Maluku), dan Kota Banjarbaru (Kalimantan Selatan).

Ia mengatakan Kota Magelang sejak tahun lalu menerapkan Garuda Smart City Model untuk membangun Kota Cerdas. Selama tiga hari, tim itu melakukan validasi penerapan model tersebut untuk mewujudkan RKCI.

"Yang kami lakukan untuk menilai sejauh mana yang sudah terlaksana, kami mengecek apa yang dituangkan dalam validasi data `online` tersebut," katanya.

Ia menjelaskan penilaian RKCI bukan untuk mencari suatu kota sebagai pemenangnya, namun mendorong berbagai kota melakukan kolaborasi dan saling tukar informasi guna kepentingan tata kota yang lebih baik pada masa mendatang. (hms)



Pewarta : Anggit Pamungkas
Editor :
Copyright © ANTARA 2025