Temanggung, ANTARA JATENG - Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, meneliti sampel air yang dikonsumsi masyarakat Desa Sigedong, Tretep, Temanggung yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) diare.
"Kami sudah mengambil sampel air dari sejumlah sumber air yang airnya dikonsumsi masyarakat untuk kami teliti di laboratorium," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Suparjo, di Temanggung, Rabu.
Ia mengatakan hingga saat ini belum diketahui penyebab KLB diare di Desa Sigedong, Kecamatan Tretep tersebut, namun diduga kuat air yang dikonsumsi masyarakat sebagai penyebabnya.
Suparjo menuturkan ada sejumlah sumber mata air yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ia mengatakan di antara warga tidak menggunakan satu mata air, namun warga yang tinggal di beberapa dusun tersebut bisa merata terserang diare.
"Berdasarkan pendataan warga yang menggunakan sumber air A terkena diare, kemudian yang menggunakan sumber air B juga terserang diare, dan yang menggunakan sumber air C juga terserang diare," katanya.
Ia menyampaikan banyaknya sumber air yang dimanfaatkan tersebut, pihaknya belum bisa memastikan sumbernya dari mana.
"Kebetulan ada air yang dibangun Pamsimas, yang mengkonsumsi air dari Pamsimas juga diare," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya baru mengadakan penyelidikan epidemologi, sampel air termasuk sampel tinja dan bahkan juga menggunakan sampel usapan anus untuk diperiksa di laboratorium.
"Penelitian laboratorium memerlukan waktu beberapa hari, mudah-mudahan dalam pekan ini sudah diketahui penyebabnya," katanya.
Ia mengatakan yang pasti sudah dilakukan langkah-langkah penanganan, pertama mendata penderita, kasus-kasusnya, siapa saja, di mana rumahnya, kemudian diberikan pertolongan, pengobatan, perawatan, dan kalau perlu rawat inap dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit.
Kasi Surveilans dan Imunisasi, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Temanggung, Sukamsih mengatakan ada lima sumber mata air yang diambil sampelnya untuk diteliti.
"Kemarin kami sudah mengambil sampel air di tiga mata air dan hari ini di dua mata air. Lokasi mata air tidak sama, bahkan letaknya berjauhan," katanya.
Berdasarkan data di Dinkes Temanggung jumlah penderita diare di Desa Sigedong mencapai 64 penderita, di antaranya satu korban meninggal dunia.
"Kami sudah mengambil sampel air dari sejumlah sumber air yang airnya dikonsumsi masyarakat untuk kami teliti di laboratorium," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Suparjo, di Temanggung, Rabu.
Ia mengatakan hingga saat ini belum diketahui penyebab KLB diare di Desa Sigedong, Kecamatan Tretep tersebut, namun diduga kuat air yang dikonsumsi masyarakat sebagai penyebabnya.
Suparjo menuturkan ada sejumlah sumber mata air yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ia mengatakan di antara warga tidak menggunakan satu mata air, namun warga yang tinggal di beberapa dusun tersebut bisa merata terserang diare.
"Berdasarkan pendataan warga yang menggunakan sumber air A terkena diare, kemudian yang menggunakan sumber air B juga terserang diare, dan yang menggunakan sumber air C juga terserang diare," katanya.
Ia menyampaikan banyaknya sumber air yang dimanfaatkan tersebut, pihaknya belum bisa memastikan sumbernya dari mana.
"Kebetulan ada air yang dibangun Pamsimas, yang mengkonsumsi air dari Pamsimas juga diare," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya baru mengadakan penyelidikan epidemologi, sampel air termasuk sampel tinja dan bahkan juga menggunakan sampel usapan anus untuk diperiksa di laboratorium.
"Penelitian laboratorium memerlukan waktu beberapa hari, mudah-mudahan dalam pekan ini sudah diketahui penyebabnya," katanya.
Ia mengatakan yang pasti sudah dilakukan langkah-langkah penanganan, pertama mendata penderita, kasus-kasusnya, siapa saja, di mana rumahnya, kemudian diberikan pertolongan, pengobatan, perawatan, dan kalau perlu rawat inap dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit.
Kasi Surveilans dan Imunisasi, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Temanggung, Sukamsih mengatakan ada lima sumber mata air yang diambil sampelnya untuk diteliti.
"Kemarin kami sudah mengambil sampel air di tiga mata air dan hari ini di dua mata air. Lokasi mata air tidak sama, bahkan letaknya berjauhan," katanya.
Berdasarkan data di Dinkes Temanggung jumlah penderita diare di Desa Sigedong mencapai 64 penderita, di antaranya satu korban meninggal dunia.