Semarang, ANTARA JATENG - Salah satu merek alat elektronik Canon sudah 18 tahun terakhir ini menguasai penjualan printer di dalam negeri.
"Capaian ini kami peroleh karena kami menawarkan kualitas produk dan adanya layanan purna jual," kata Division Manager of Canon Consumer System Product PT Datascrip Monica Aryasetiawan di Semarang, Kamis.
Meski penjualan printer Canon di Indonesia merajai pasar, dikatakannya, kondisi pasar di dalam negeri belum bisa menyamai di luar negeri.
"Kalau di luar negeri sudah lima tahun terakhir ini para pengguna printer lebih memilih yang multi fungsi, sedangkan di Indonesia masih banyak yang lebih memilih `single function`," katanya.
Jika dirinci, dikatakannya, penggunaan printer multi fungsi di Indonesia masih mendominasi hingga 60 persen, sedangkan sisanya adanya printer "single function" atau hanya memiliki satu fungsi, yaitu mencetak.
"Kalau yang multi fungsi kan bisa digunakan untuk print, scan, dan copy. Permintaan ini tidak terlalu tinggi karena tradisi konsumen printer di Indonesia adalah selama alat tersebut masih layak digunakan, dia tidak akan beli baru," katanya.
Meski demikian, pihaknya berharap penjualan printer multi fungsi di Indonesia dapat meningkat seiring dengan peluncuran produk baru yang akan dilakukan pada triwulan IV tahun 2017.
"Pada dasarnya potensi pasar di Indonesia sangat besar, khususnya dari kalangan ritel yang selama ini mendominasi pembelian," katanya.
Di sisi lain, pembelian dari institusi pemerintah melalui sistem e-katalog, diakuinya, juga memberikan dampak positif bagi penjualan printer di Indonesia.
"Kalau untuk data pastinya kami belum bisa sampaikan, tetapi yang pasti dengan adanya sistem e-katalog ini tidak akan terjadi permainan harga di lapangan," katanya.
"Capaian ini kami peroleh karena kami menawarkan kualitas produk dan adanya layanan purna jual," kata Division Manager of Canon Consumer System Product PT Datascrip Monica Aryasetiawan di Semarang, Kamis.
Meski penjualan printer Canon di Indonesia merajai pasar, dikatakannya, kondisi pasar di dalam negeri belum bisa menyamai di luar negeri.
"Kalau di luar negeri sudah lima tahun terakhir ini para pengguna printer lebih memilih yang multi fungsi, sedangkan di Indonesia masih banyak yang lebih memilih `single function`," katanya.
Jika dirinci, dikatakannya, penggunaan printer multi fungsi di Indonesia masih mendominasi hingga 60 persen, sedangkan sisanya adanya printer "single function" atau hanya memiliki satu fungsi, yaitu mencetak.
"Kalau yang multi fungsi kan bisa digunakan untuk print, scan, dan copy. Permintaan ini tidak terlalu tinggi karena tradisi konsumen printer di Indonesia adalah selama alat tersebut masih layak digunakan, dia tidak akan beli baru," katanya.
Meski demikian, pihaknya berharap penjualan printer multi fungsi di Indonesia dapat meningkat seiring dengan peluncuran produk baru yang akan dilakukan pada triwulan IV tahun 2017.
"Pada dasarnya potensi pasar di Indonesia sangat besar, khususnya dari kalangan ritel yang selama ini mendominasi pembelian," katanya.
Di sisi lain, pembelian dari institusi pemerintah melalui sistem e-katalog, diakuinya, juga memberikan dampak positif bagi penjualan printer di Indonesia.
"Kalau untuk data pastinya kami belum bisa sampaikan, tetapi yang pasti dengan adanya sistem e-katalog ini tidak akan terjadi permainan harga di lapangan," katanya.