Semarang, ANTARA JATENG - Sebanyak 211 peserta mengikuti audisi Denok-Kenang Semarang 2017 yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang di Java Mal Semarang, Jumat.
"Ratusan peserta ini kami nilai dalam berbagai aspek. Tidak hanya ketampanan dan kecantikannya saja," kata Kepala Disbudpar Kota Semarang Masdiana Safitri, di sela proses audisi.
Denok-Kenang merupakan ajang pemilihan duta wisata putra dan putri di Kota Semarang, sebagaimana ajang-ajang serupa di daerah-daerah lain, seperti Abang-None Betawi di Jakarta.
Masdiana menjelaskan Denok-Kenang akan menjadi ikon atau duta wisata yang memiliki tugas mempromosikan potensi pariwisata Kota Semarang agar dikenal secara lebih luas.
"Makanya, kami harus nilai berbagai aspek. Ada serangkaian tes yang harus diikuti, seperti ujian tertulis tentang wawasan hingga penampilan di atas `catwalk`," katanya.
Dari ratusan pendaftar, kata dia, akan diambil sebanyak 25 pasang Denok-Kenang yang akan berlaga di "grand final" yang berlangsung pada 16 Juli 2017 di Hotel Horison Semarang.
Namun, kata Masdiana, 25 pasang finalis Denok-Kenang akan mendapatkan pembekalan khusus terlebih dulu, seperti sejarah hingga tatanan Kota Semarang, terutama sektor pariwisata.
Menurut dia, para finalis juga akan dikarantina menjelang "grand final" untuk dibekali secara khusus mengenai cara mempromosikan potensi pariwisata dari berbagai bidang.
"Kami berharap dari Denok-Kenang 2017 bisa muncul duta wisata andal yang bisa memperkenalkan dan mempromosikan pariwisata Kota Lumpia agar kian dikenal secara luas," pungkasnya.
Sementara itu, Pembina Denok-Kenang Semarang, Rosita mengatakan Denok-Kenang tahun ini mengemban tugas seperti Denok-Kenang sebelumnya, terutama mempromosikan potensi pariwisata.
"Itulah mengapa kami terapkan sejumlah persyaratan ketat untuk Denok-Kenang. Di antaranya, warga Kota Semarang, usia 17-24 tahun, belum menikah, dan minimal tinggi badan," katanya.
Selain itu, kata dia, setiap peserta juga diwajibkan membuat karya tulis tentang pariwisata Kota Semarang untuk melihat pengetahuan peserta mengenai potensi pengembangan pariwisata daerah.
"Banyak sekali tahapan yang harus dilalui, mulai tes tertulis, wawancara, psikotes, presentasi mengenai pariwisata hingga penilaian penampilan mereka di atas `catwalk`," katanya.
"Ratusan peserta ini kami nilai dalam berbagai aspek. Tidak hanya ketampanan dan kecantikannya saja," kata Kepala Disbudpar Kota Semarang Masdiana Safitri, di sela proses audisi.
Denok-Kenang merupakan ajang pemilihan duta wisata putra dan putri di Kota Semarang, sebagaimana ajang-ajang serupa di daerah-daerah lain, seperti Abang-None Betawi di Jakarta.
Masdiana menjelaskan Denok-Kenang akan menjadi ikon atau duta wisata yang memiliki tugas mempromosikan potensi pariwisata Kota Semarang agar dikenal secara lebih luas.
"Makanya, kami harus nilai berbagai aspek. Ada serangkaian tes yang harus diikuti, seperti ujian tertulis tentang wawasan hingga penampilan di atas `catwalk`," katanya.
Dari ratusan pendaftar, kata dia, akan diambil sebanyak 25 pasang Denok-Kenang yang akan berlaga di "grand final" yang berlangsung pada 16 Juli 2017 di Hotel Horison Semarang.
Namun, kata Masdiana, 25 pasang finalis Denok-Kenang akan mendapatkan pembekalan khusus terlebih dulu, seperti sejarah hingga tatanan Kota Semarang, terutama sektor pariwisata.
Menurut dia, para finalis juga akan dikarantina menjelang "grand final" untuk dibekali secara khusus mengenai cara mempromosikan potensi pariwisata dari berbagai bidang.
"Kami berharap dari Denok-Kenang 2017 bisa muncul duta wisata andal yang bisa memperkenalkan dan mempromosikan pariwisata Kota Lumpia agar kian dikenal secara luas," pungkasnya.
Sementara itu, Pembina Denok-Kenang Semarang, Rosita mengatakan Denok-Kenang tahun ini mengemban tugas seperti Denok-Kenang sebelumnya, terutama mempromosikan potensi pariwisata.
"Itulah mengapa kami terapkan sejumlah persyaratan ketat untuk Denok-Kenang. Di antaranya, warga Kota Semarang, usia 17-24 tahun, belum menikah, dan minimal tinggi badan," katanya.
Selain itu, kata dia, setiap peserta juga diwajibkan membuat karya tulis tentang pariwisata Kota Semarang untuk melihat pengetahuan peserta mengenai potensi pengembangan pariwisata daerah.
"Banyak sekali tahapan yang harus dilalui, mulai tes tertulis, wawancara, psikotes, presentasi mengenai pariwisata hingga penilaian penampilan mereka di atas `catwalk`," katanya.