Semarang, ANTARA JATENG - Mantan Wali Kota Semarang Kolonel Purnawirawan Soetrisno Suharto yang menjabat dua kali periode sejak 1990 hingga 2000 meninggal dunia di Rumah Sakit Telogorejo Semarang, Sabtu.
"Beliau sudah 2 bulan ini dirawat di rumah sakit (RS Telogorejo Semarang, red.). Ya, sakitnya karena sudah sepuh," kata Muhammad Nasir, kerabat mendiang Soetrisno Suharto.
Wali Kota Semarang yang ke-10 itu wafat pada usia 77 tahun sekitar pukul 15.25 WIB. Saat ini jenazahnya sudah disemayamkan di rumah duka, Jalan Wologito Barat X Nomor 35 Kota Semarang.
Pada usianya yang sudah lanjut, kata keponakan Soetrisno Suharto itu, Pak Tris--sapaan akrab mantan Wali Kota Semarang itu--sering sakit dan sejak 2 bulan terakhir dirawat di RS Telogorejo Semarang.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto yang mengenal cukup dekat dengan mendiang membenarkan bahwa selama ini kondisi kesehatannya memang naik turun.
"Ayah saya juga tentara. Kebetulan, ayah saya itu anak buah langsung Pak Tris ketika masih aktif di militer di Purworejo. Selama ini, kami juga dekat dengan keluarga beliau," katanya.
Ketika Fajar pertama kali merintis sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Pemerintah Kota Semarang pada tahun 1992 atau semasa kepemimpinan Soetrisno Suharto.
"Namun, beliau ketika itu belum mengenal saya. Pasalnya, ayah saya berpesan `ojo golek jabatan`. Saya sowan beliau pertama kali ketika sudah purna, sekitar 2003 s.d. 2004," katanya.
Sejak itulah, Fajar mulai dekat dengan mendiang Pak Tris, apalagi setelah mengetahui dirinya anak dari anak buahnya ketika di militer, termasuk kedekatan dengan keluarga sampai sekarang ini.
"Dahulu, hampir sebulan sekali saya sowan beliau. Sekadar untuk belajar, beliau banyak menasihati saya. Saya banyak belajar dari sosok Pak Tris sebagai pemimpin," katanya.
Karena kesibukannya, Fajar mengaku terakhir bertemu Pak Tris 6 bulan lalu di kediamannya. Akan tetapi, dia tetap memantau kesehatan mendiang melalui salah satu anaknya, Susi.
Menurut dia, mendiang Pak Tris adalah sosok yang sangat bersahabat, santun, humoris, dan tidak pernah memarahi anak buah, serta tidak membeda-bedakan antara atasan dan anak buah.
"Beliau pernah berpesan, `Jangan pernah memarahi anak buah`. Beliau `kan tentara, bagi beliau tidak ada prajurit yang bodoh. Kalau gagal, berarti komandannya yang tidak bisa mengarahkan," pungkasnya.
Rencananya, jenazah Soetrisno Suharto akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rorojonggrang, Manyaran, Semarang, Minggu (11/6) sekitar pukul 10.00 WIB.
"Beliau sudah 2 bulan ini dirawat di rumah sakit (RS Telogorejo Semarang, red.). Ya, sakitnya karena sudah sepuh," kata Muhammad Nasir, kerabat mendiang Soetrisno Suharto.
Wali Kota Semarang yang ke-10 itu wafat pada usia 77 tahun sekitar pukul 15.25 WIB. Saat ini jenazahnya sudah disemayamkan di rumah duka, Jalan Wologito Barat X Nomor 35 Kota Semarang.
Pada usianya yang sudah lanjut, kata keponakan Soetrisno Suharto itu, Pak Tris--sapaan akrab mantan Wali Kota Semarang itu--sering sakit dan sejak 2 bulan terakhir dirawat di RS Telogorejo Semarang.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto yang mengenal cukup dekat dengan mendiang membenarkan bahwa selama ini kondisi kesehatannya memang naik turun.
"Ayah saya juga tentara. Kebetulan, ayah saya itu anak buah langsung Pak Tris ketika masih aktif di militer di Purworejo. Selama ini, kami juga dekat dengan keluarga beliau," katanya.
Ketika Fajar pertama kali merintis sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Pemerintah Kota Semarang pada tahun 1992 atau semasa kepemimpinan Soetrisno Suharto.
"Namun, beliau ketika itu belum mengenal saya. Pasalnya, ayah saya berpesan `ojo golek jabatan`. Saya sowan beliau pertama kali ketika sudah purna, sekitar 2003 s.d. 2004," katanya.
Sejak itulah, Fajar mulai dekat dengan mendiang Pak Tris, apalagi setelah mengetahui dirinya anak dari anak buahnya ketika di militer, termasuk kedekatan dengan keluarga sampai sekarang ini.
"Dahulu, hampir sebulan sekali saya sowan beliau. Sekadar untuk belajar, beliau banyak menasihati saya. Saya banyak belajar dari sosok Pak Tris sebagai pemimpin," katanya.
Karena kesibukannya, Fajar mengaku terakhir bertemu Pak Tris 6 bulan lalu di kediamannya. Akan tetapi, dia tetap memantau kesehatan mendiang melalui salah satu anaknya, Susi.
Menurut dia, mendiang Pak Tris adalah sosok yang sangat bersahabat, santun, humoris, dan tidak pernah memarahi anak buah, serta tidak membeda-bedakan antara atasan dan anak buah.
"Beliau pernah berpesan, `Jangan pernah memarahi anak buah`. Beliau `kan tentara, bagi beliau tidak ada prajurit yang bodoh. Kalau gagal, berarti komandannya yang tidak bisa mengarahkan," pungkasnya.
Rencananya, jenazah Soetrisno Suharto akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rorojonggrang, Manyaran, Semarang, Minggu (11/6) sekitar pukul 10.00 WIB.