Kudus, ANTARA JATENG - Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menargetkan pemasukan dari retribusi pedagang yang menyewa lahan selama perayaan tradisi "dandangan" sebesar Rp63 juta.

"Dari jumlah target tersebut, meliputi pemasukan dari sewa lahan tempat jualan para pedagang sebesar Rp58,7 juta dan retribusi sampah sebesar Rp4,3 juta," kata Kabid PKL pada Dinas Perdagangan Kudus Sofyan Duhri di Kudus, Senin.

Ia mengaku, optimistis bisa merealisasikan target tersebut mengingat jumlah pedagang yang menyewa lahan cukup banyak serta pengalaman sebelumnya juga selalu terealisasi.

Adapun jumlah yang menyewa lahan sebanyak 400 pedagang.

Dari jumlah sebanyak itu, meliputi 237 pedagang yang berjualan menggunakan tenda, sedangkan selebihnya merupakan pedagang yang berjualan secara lesehan.

Ratusan pedagang tersebut, tersebar di Jalan Sunan Kudus, Jalan Madureksan, Jalan Kiai Telingsing, Jalan Pangeran Puger, Jalan Wahid Hasyim, Jalan KH A. Dahlan, Jalan Menara Kudus, Jalan Ramelan serta Jalan Kudus-Jepara.

Adapun ukuran setiap petak, kata dia, bervariasi karena disesuaikan dengan jenis komoditas yang dijual.

Biaya retribusinya, kata dia, per meter persegi sebesar Rp2.000 per hari, sesuai dengan peraturan bupati nomor 12 tahun 2012 tentang Pemakaian Kekayaan Daerah.

Harga sewa tersebut belum termasuk retribusi sampah dan biaya sewa listrik.

Perayaan tradisi "dandangan" yang digelar mulai 16-25 Mei 2017 tersebut juga dimeriahkan dengan kehadiran puluhan pengrajin batik dari berbagai daerah di Jateng.

Ia mencatat, ada 24 perajin batik dari berbagai daerah di Jateng yang ikut meramaikan pameran tersebut.

Terkait kekurangan yang terjadi selama perayaan "dandangan" akan menjadi bahan evaluasi. Salah satunya soal kenyamanan pengunjung karena jalannya juga digunakan untuk lalu-lalang kendaraan bermotor.

Jika ditutup total, kata dia, berdampak pada kemacetan di sejumlah titik, sehingga untuk kendaraan roda dua masih bisa melintasi kawasan yang dijadikan tempat berjualan pedagang.

Tradisi "dandangan" di Kudus biasanya diramaikan dengan kirab "dandangan" yang menampilkan potensi budaya beberapa desa di Kudus.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, di sepanjang jalan peserta kirab "dandangan" akan menceritakan perkembangan Islam sejak masuk Kudus hingga kemudian Sunan Kudus berkuasa.

Setibanya di alun-alun, peserta kirab melakukan adegan untuk menceritakan perkembangan Islam secara sederhana.

Seremonial tersebut ditutup dengan pemukulan bedug yang dilakukan oleh pejabat instansi terkait, sekaligus dimulainya awal Ramadan.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor :
Copyright © ANTARA 2024