Jakarta, ANTARA JATENG - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas)
Letjen TNI Purn Agus Widjojo mengatakan, saat ini Indonesia masih dalam
proses transisi berdemokrasi, sehingga masih banyak yang mencari
penyelesaian masalah di luar prinsip dan konsep sebuah negara demokrasi.
"Kita belum selesai melaksanakan transisi demokrasi. Kita akan selesai apabila semua warga percaya pada demokrasi. Di masyarakat kita masih terlalu banyak yang ingin mencari penyelesaian di luar demokrasi," kata Agus di sela-sela Jakarta Geopolitical Forum yang digelar Lemhannas, di Jakarta, Jumat.
Oleh karena itu, ia tidak heran bila hingga saat ini bangsa Indonesia juga masih menemui berbagai hambatan dalam proses kehidupan berdemokrasi.
Proses transisi demokrasi yang tengah diperjuangkan, sedikit banyak juga sangat dipengaruhi oleh keadaan dan tekanan geopolitik global, dengan banyak pengaruh dari luar yang mencoba masuk dan mengubah konsep strategis Indonesia sebagai sebuah negara demokrasi.
Menurut dia, geopolitik merupakan sesuatu yang menghubungkan kondisi internal sebuah negara dengan kondisi eksternal.
"Jika terlalu berorientasi ke dalam, kita mudah terjebak dalam teori konspirasi. Sebaliknya, jika terlalu melihat keluar, akan ada pengaruh dari sumber-sumber gagasan luar yang masuk ke dalam negeri," ucapnya.
"Kita belum selesai melaksanakan transisi demokrasi. Kita akan selesai apabila semua warga percaya pada demokrasi. Di masyarakat kita masih terlalu banyak yang ingin mencari penyelesaian di luar demokrasi," kata Agus di sela-sela Jakarta Geopolitical Forum yang digelar Lemhannas, di Jakarta, Jumat.
Oleh karena itu, ia tidak heran bila hingga saat ini bangsa Indonesia juga masih menemui berbagai hambatan dalam proses kehidupan berdemokrasi.
Proses transisi demokrasi yang tengah diperjuangkan, sedikit banyak juga sangat dipengaruhi oleh keadaan dan tekanan geopolitik global, dengan banyak pengaruh dari luar yang mencoba masuk dan mengubah konsep strategis Indonesia sebagai sebuah negara demokrasi.
Menurut dia, geopolitik merupakan sesuatu yang menghubungkan kondisi internal sebuah negara dengan kondisi eksternal.
"Jika terlalu berorientasi ke dalam, kita mudah terjebak dalam teori konspirasi. Sebaliknya, jika terlalu melihat keluar, akan ada pengaruh dari sumber-sumber gagasan luar yang masuk ke dalam negeri," ucapnya.