Semarang, ANTARA JATENG - Hotel Star Semarang yang ikut berpartisipasi dalam kampanye penyelamatan lingkungan "Earth Hour" menyebutkan setidaknya mampu berhemat sekitar Rp2 juta dengan mematikan listrik selama 1 jam.
"Setiap hotel berbeda. Untuk hotel-hotel besar seperti kami sekitar Rp2 juta penghematannya dengan gerakan ini," kata General Manager Hotel Star Semarang Benk Mintosih di Semarang, Sabtu (25/3) malam.
"Earth Hour" merupakan program tahunan aksi penyelamatan lingkungan dengan kesediaan mematikan lampu dan berbagai peralatan listrik secara serentak mulai pukul 20.30 s.d. 21.30 WIB yang berlangsung setiap akhir Maret.
Benk menjelaskan bentuk partisipasi Hotel Star Semarang tidak hanya dengan mematikan lampu, tetapi juga mematikan berbagai perangkat kelistrikan, seperti AC di semua kamar dan dua dari tiga lift yang ada.
Diakuinya, para tamu hotel sudah banyak yang memahami gerakan "Earth Hour" sehingga merelakan lampu, televisi, termasuk AC kamarnya dimatikan selama 1 jam.
"Kami sudah sampaikan kepada tamu. Mereka memahami. Mereka bilang, `Ya,Pak, nanti saya turun ke bawah saja (lobi, red.)`. Namun, ya, tetap saja ada satu-dua tamu yang `nggrundel` (ngomel) karena AC dimatikan," katanya.
Di lobi hotel, sudah disiapkan band akustik yang menghibur selama listrik dimatikan, dan sudah terpasang pula deretan lilin di lantai yang disusun membentuk tulisan "60+ Earth Hour".
"Tadi, pas lampu dimatikan ada empat tamu yang antre reservasi. Namun, mereka maklum, malah nanya `boleh foto-foto enggak?`. Ya, kami konsisten semua listrik dimatikan dahulu, kecuali perangkat yang bersifat `emergency`," katanya.
Bahkan, pelayanan resepsionis pun sementara menggunakan senter dan nyala layar telepon seluler (ponsel) karena lampu di lobi hotel juga ikut dimatikan.
Namun, Benk yang juga Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah itu mengakui belum semua hotel di Semarang berpartisipasi dalam kampanye "Earth Hour".
Padahal, kata dia, bisa dibayangkan penghematannya jika semua hotel di Semarang ikut berpartisipasi dengan mematikan listrik, belum termasuk instansi-instansi lainnya.
Menurut dia, perayaan Earth Hour semacam itu tidak memengaruhi okupansi, tetapi justru bisa menjadi daya tarik ketika semua hotel berkomitmen melakukannya. Bahkan, bisa dilakukan sebulan sekali.
"Okupansi kami juga tetap tinggi. Dari total 259 kamar, `occupate`-nya sebanyak 139 kamar. Apalagi, kami berikan diskon 60 persen dari `published` sekitar Rp1,3 juta/kamar untuk `Earth Hour` ini," katanya.
Selain Hotel Star, beberapa hotel di Semarang juga ikut berpartisipasi merayakan "Earth Hour" dengan mematikan lampu dan peralatan listriknya, antara lain, Hotel Ciputra dan Hotel Grand Candi Semarang.
Bahkan, beberapa perkantoran pemerintah juga ikut mematikan listrik selama 1 jam, seperti kompleks Balai Kota Semarang yang memiliki beberapa kantor satuan kerja perangkat dinas (SKPD).

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024