Jakarta, (ANTARA News) - Akademi ilmu pengetahuan dari negara-negara
anggota kelompok G20 menyerahkan rekomendasi untuk peningkatan
kesehatan global kepada Kanselir Angela Merkel pada acara Science 20
Dialogue di Halle (Saale), Jerman, Rabu (22/3) waktu setempat.
Akademi
Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) ikut serta menyusun rekomendasi
tersebut dan memastikan kepentingan Indonesia terakomodasi di dalamnya.
Pada
acara penyerahan rekomendasi kepada Kanselir Jerman, Ketua AIPI Prof.
Sangkot Marzuki hadir bersama anggota Komisi Ilmu Kedokteran Prof. Akmal
Taher, yang juga merupakan Staf Khusus Menteri Kesehatan RI.
Ketua
AIPI Prof. Sangkot Marzuki dalam siaran pers mengemukakan isu-isu yang
dibahas dalam rekomendasi tersebut, di antaranya keterkaitan antara
penyakit menular dan tidak menular, ketersediaan sistem kesehatan yang
handal, serta pencegahan penyakit, sangat relevan untuk Indonesia.
Selain
itu rekomendasi tentang diperlukannya dukungan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dasar dan terapan, baik di dalam negeri maupun antarnegara
juga sejalan dengan tujuan AIPI untuk memacu perkembangan ilmu
pengetahuan di Indonesia.
Penyusunan
rekomendasi tersebut dipimpin Akademi Ilmu Pengetahuan Leopoldina,
Jerman, melalui forum dialog Science20 yang baru didirikan. Dokumen itu
diberikan sebagai bagian dari persiapan mempersiapkan KTT Kepala Negara
dan Pemerintah Kelompok Dua Puluh (G20) pada bulan Juli mendatang.
Rekomendasi
yang diberikan meliputi strategi dan instrumen untuk memerangi penyakit
dan memperkuat kesehatan global, khususnya keterkaitan antara penyakit
menular dan tidak menular, seperti kanker yang berhubungan dengan
infeksi virus (misalnya kanker serviks, hepatoma dan kanker lambung).
Akademi
ilmu pengetahuan negara-negara G20 menuntut ketersediaan sistem
kesehatan yang handal dan tangguh, serta penerapan pengetahuan tentang
pencegahan penyakit yang lebih baik.
Faktor
sosial, lingkungan dan ekonomi juga perlu mendapat perhatian khusus.
Para ilmuwan merekomendasikan upaya yang lebih kuat untuk menjamin akses
ke vaksinasi dan peralatan medis, mengurangi resistensi antimikrobial
dan pengawasan global penyakit.