Jakarta, ANTARA JATENG - Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki
menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Patmi (48), warga
Kendeng yang mengikuti aksi mengecor kaki untuk memprotes pembangunan
pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah.
"Ya tim saya udah bantu urus ya. Berduka cita, jantung ya, kemungkinan juga faktor capek ya. Tapi ya memang kita himbaulah kalau mau menyampaikan pendapat, aspirasi, jangan aksinya mengambil risiko pada keselamatan," kata Teten di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Patmi sempat mengeluh sakit dan dibawa ke Rumah Sakit St Carolus dini hari tadi. Rumah Sakit St Carolus menyatakan bahwa Patmi meninggal dunia sekitar pukul 02.55 WIB karena serangan jantung.
"Tadi Pak Presiden sudah minta kami untuk mengurus kepulangannya, tapi tadi sudah diurus," katanya.
Istana juga menjanjikan pemberian santunan kepada keluarga Patmi. "Iya, nanti diberikan santunan juga ya," kata Teten.
Pada Senin malam (20/3) Teten menerima perwakilan petani Kendeng yang menyemen kaki mereka untuk memprotes pembangunan pabrik PT Semen Indonesia di wilayah mereka.
"Jadi kemarin, kita kan sudah ngobrol sama mereka, tuntutan mereka kan sudah kita rekomendasi. Mudah-mudahan ini hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) akan selesai akhir Maret, mungkin nanti jadi rujukanlah. Tapi akan dibicarakan terus sama Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian BUMN, dan juga pemerintah daerah," katanya.
Teten mengatakan bahwa setiap warga memang berhak melakukan aksi, namun mengimbau pelaku aksi tidak melakukan tindakan yang berisiko tinggi.
"Kalau aksi-aksi enggak usah melakukan tindakan yang membahayakan, walaupun ini kan jantung ya, enggak ada kaitannya dengan itu," katanya.
"Ya tim saya udah bantu urus ya. Berduka cita, jantung ya, kemungkinan juga faktor capek ya. Tapi ya memang kita himbaulah kalau mau menyampaikan pendapat, aspirasi, jangan aksinya mengambil risiko pada keselamatan," kata Teten di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Patmi sempat mengeluh sakit dan dibawa ke Rumah Sakit St Carolus dini hari tadi. Rumah Sakit St Carolus menyatakan bahwa Patmi meninggal dunia sekitar pukul 02.55 WIB karena serangan jantung.
"Tadi Pak Presiden sudah minta kami untuk mengurus kepulangannya, tapi tadi sudah diurus," katanya.
Istana juga menjanjikan pemberian santunan kepada keluarga Patmi. "Iya, nanti diberikan santunan juga ya," kata Teten.
Pada Senin malam (20/3) Teten menerima perwakilan petani Kendeng yang menyemen kaki mereka untuk memprotes pembangunan pabrik PT Semen Indonesia di wilayah mereka.
"Jadi kemarin, kita kan sudah ngobrol sama mereka, tuntutan mereka kan sudah kita rekomendasi. Mudah-mudahan ini hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) akan selesai akhir Maret, mungkin nanti jadi rujukanlah. Tapi akan dibicarakan terus sama Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian BUMN, dan juga pemerintah daerah," katanya.
Teten mengatakan bahwa setiap warga memang berhak melakukan aksi, namun mengimbau pelaku aksi tidak melakukan tindakan yang berisiko tinggi.
"Kalau aksi-aksi enggak usah melakukan tindakan yang membahayakan, walaupun ini kan jantung ya, enggak ada kaitannya dengan itu," katanya.