Jakarta, ANTARA JATENG - Kafein bisa membantu mengenyahkan munculnya
demensia, menurut sebuah studi dalam jurnal Scientific Reports.
Dalam studi itu, para peneliti dari Indiana University menemukan menjadi satu dari 24 senyawa yang bisa mendorong enzim dalam otak, mencegah kerja otak terganggu.
Enzim yang disebut NMNAT2 melindungi otak dari tekanan, melawan protein membangun "plak", sebagai efek penuaan. Ketidakseimbangan protein juga berhubungan dengan munculnya penyakit Parkinson.
Seperti dilansir Medical Daily, peneliti mengklaim temuan ini penting karena kafein bisa digunakan dalam pengobatan demensia yang saat ini belum ada obatnya- di masa depan.
Saat ini ada sekitar 46 juta jiwa yang menderita penyakit Alzheimer di dunia, dan sebanyak 22 juta jiwa di antaranya berada di Asia. Sementara di negara maju seperti Amerika Serikat saat ini terdapat lebih dari 4 juta orang usia lanjut penderita penyakit alzheimer.
Angka ini diperkirakan akan meningkat hampir 4 kali pada tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan hidup pada masyarakat di negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut usia juga bertambah.
Demensia alzheimer adalah gangguan penurunan fisik otak yang mempengaruhi emosi, daya ingat dan pengambilan keputusan dan biasa disebut pikun.
Seperti
disebutkan dalam laman resmi Kementerian Kesehatan,
kepikunan seringkali dianggap biasa dialami lansia sehingga alzheimer
seringkali tidak terdeteksi, padahal gejalanya dapat dialami
sejak usia muda (early on-set demensia) dan deteksi dini
membantu penderita dan keluarganya untuk dapat menghadapi pengaruh
psiko-sosial dari penyakit ini dengan lebih baik.
Dalam studi itu, para peneliti dari Indiana University menemukan menjadi satu dari 24 senyawa yang bisa mendorong enzim dalam otak, mencegah kerja otak terganggu.
Enzim yang disebut NMNAT2 melindungi otak dari tekanan, melawan protein membangun "plak", sebagai efek penuaan. Ketidakseimbangan protein juga berhubungan dengan munculnya penyakit Parkinson.
Seperti dilansir Medical Daily, peneliti mengklaim temuan ini penting karena kafein bisa digunakan dalam pengobatan demensia yang saat ini belum ada obatnya- di masa depan.
Saat ini ada sekitar 46 juta jiwa yang menderita penyakit Alzheimer di dunia, dan sebanyak 22 juta jiwa di antaranya berada di Asia. Sementara di negara maju seperti Amerika Serikat saat ini terdapat lebih dari 4 juta orang usia lanjut penderita penyakit alzheimer.
Angka ini diperkirakan akan meningkat hampir 4 kali pada tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan hidup pada masyarakat di negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut usia juga bertambah.
Demensia alzheimer adalah gangguan penurunan fisik otak yang mempengaruhi emosi, daya ingat dan pengambilan keputusan dan biasa disebut pikun.