Donggala, Sulteng ANTARA JATENG - Satuan tugas (Satgas) Operasi Tinombala akhirnya menemukan senjata api organik jenis M-16 milik Basri, salah seorang anggota Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) yang ditangkap pada September 2016 lalu.

"Senjata itu ditemukan masih lengkap dengan tali sandang dan magazen sebanyak 20 butir peluru kaliber 5,56 milimeter dalam kondisi baik," kata Kapolda Sulteng Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi kepada wartawan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sulteng, Selasa.

Kapolda menjelaskan senjata itu ditemukan, Sabtu (4/3) sekitar pukul 17.10 Wita di dasar Sungai Puna, Dusun Gantinadi, Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir.

Awalnya sekitar pukul 15.00 Wita, masyarakat yang sedang mencari batu kali mendapatkan sejenis tali kemudian ditarik, namun setelah dicurigai dan diduga sebagai senjata api, maka tali itu dilepas kembali.

Kemudian sekitar pukul 15.45 Wita, masyarakat tersebut melaporkan kejadian itu kepada petugas Satgas Tinombala dan langsung melakukan koordinasi dan pencarian di lapangan.

Masyarakat yang menunjukan penemuan itu bersama Satgas Tinombala berhasil mengangkat senjata dari dasar Sungai Puna dan menyerahkan kepada tim Inafis untuk proses indentifikasi.

"Perkembangan lain nanti kita sampaikan di lain kesempatan," kata Kapolda menutup penjelasan singkatnya.

Kuat dugaan bahwa senjata temuan itu adalah milik Basri, salah seorang tangan kanan gembong teroris Santoso, yang ditangkap bersama istrinya, saat terjebak di Sungai Puna ketika ingin menyeberangi sungai itu pada tanggal 14 September 2016.

Saat itu, tiga orang yakni Andika yang hanyut dan meninggal dunia, Nurmi Usman alias Oma yang terjebak di tengah sungai kemudian ditangkap serta Basri yang berhasil menyeberangi sungai namun berhasil ditangkap.

Berdasarkan pengakuan Basri waktu itu, dirinya membawa senjata api jenis M-16, namun hanyut saat terseret derasnya arus sungai.

Hasil pengembangan dari itu tim Satgas Tinombala melakukan pencarian, namun tidak mendapatkan hasil karena saat itu air sungai sedang banjir berhubung musim hujan.

Pewarta : Fauzi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024