Tanjung Canaveral, Florida, ANTARA JATENG - Para astronom menemukan
sistem bintang yang dekat dengan sistem tata surya di mana sistem
bintang ini dikelilingi tujuh planet seukuran Bumi yang tiga di
antaranya mengitari bintang induknya pada jarak yang cocok untuk adanya
air cair yang kemungkinan memuat kehidupan.
Kesimpulan itu didapat dari hasil riset yang disiarkan Rabu waktu setempat.
Bintang yang dinamai TRAPPIST-1 adalah benda angkasa kecil dan redup yang berada dalam konstelasi Aquarius. Lokasinya berada sekitar 40 tahun cahaya dari Bumi.
Para peneliti mengatakan kedekatannya dengan sistem tata surya ini, ditambah ukuran planet-planetnya yang secara proporsional besar dibandingkan dengan bintang kecil itu, telah menjadi target bagus untuk penelitian selanjutnya.
Para ilmuwan berharap bisa memindai atmosfer planet-planet itu mengenai kemungkinan adanya jejak kimiawi kehidupan di sana.
"Saya kira hal itu membuat kami merasa telah menciptakan langkah penting ke arah penemuan, seandainya ada kehidupan di luar sana," kata astronon Universitas Cambridge Amaury Triaud kepada wartawan, Selasa waktu AS.
Temuan yang dipublikasikan dalam Jurnal Nature edisi pekan ini tersebut didasarkan pada riset sebelumnya yang menyimpulkan tiga planet mengitari bintang TRAPPIST-1. Ketiganya adalah di antara 3.500 planet yang ditemukan di luar sistem tata surya yang lazim disebut eksoplanet.
Para peneliti memokuskan perhatian kepada enemuan planet berbatu seukuran Bumi dengan temperatur yang cocok untuk terciptanya air, jika ada, dalam bentuk cair, yang adalah kondisi dibutuhkan untuk adanya kehidupan.
Diameter TRAPPIST-1 adalah 8 persen dari ukuran matahari. Itu membuat planet-planetnya yang seukuran Bumi terlihat besar. Dari pengamatan teleskop di Bumi, gerakan planet-planet ini memang agak menghalangi cahaya bintangnya. Para ilmuwan menentukan arsitektur sistem ini dengan mempelajari kedipan-kedipannya.
"Datanya jelas sekali dan tidak kabur," tulis Triaud dalam email kepada Reuters.
Mengingat TRAPPIST-1 begitu kecil dan dingin, maka yang disebut "zona dapat ditempati kehidupan/habitable zone" pun sangat dekat dengan bintang itu.
Tiga planet berada tepat untuk air cair, kata kepala penelitian Michael Gillon dari Universitas Liege di Belgia.
"Ketiga planet itu membentuk sistem yang sangat padat," kata Gillon. "Ketiganya bisa memuat air cair dan mungkin kehidupan."
Sekalipun saat ini planet-planet itu tidak dihuni kehidupan, tapi kehidupan masih bisa berkembang di sana.
TRAPPIST-1 paling tidak berumur 500 juta tahun, namun rentang usianya akan selama 10 triliun tahun. Matahari, sebagai perbandingan, sedang berada pada separuh dari total rentang usianya yang mencapai 10 miliar tahun.
Dalam beberapa miliar tahun ke depan, manakala matahari kehabisan bahan bakar dan sistem tata surya pudar, TRAPPIST-1 tetap masih dalam kategori bintang bayi, kata astronom Ignas Snellen dari Observatorium Leiden, Belanda, dalam esai pada Nature.
"Bintang ini membakar hidrogen begitu pelan sehingga bisa bertahan hidup sampai 10 triliun tahun yang boleh dibilang waktu yang cukup bagi kehidupan untuk berkembang," sambung dia seperti dikutip Reuters.
Kesimpulan itu didapat dari hasil riset yang disiarkan Rabu waktu setempat.
Bintang yang dinamai TRAPPIST-1 adalah benda angkasa kecil dan redup yang berada dalam konstelasi Aquarius. Lokasinya berada sekitar 40 tahun cahaya dari Bumi.
Para peneliti mengatakan kedekatannya dengan sistem tata surya ini, ditambah ukuran planet-planetnya yang secara proporsional besar dibandingkan dengan bintang kecil itu, telah menjadi target bagus untuk penelitian selanjutnya.
Para ilmuwan berharap bisa memindai atmosfer planet-planet itu mengenai kemungkinan adanya jejak kimiawi kehidupan di sana.
"Saya kira hal itu membuat kami merasa telah menciptakan langkah penting ke arah penemuan, seandainya ada kehidupan di luar sana," kata astronon Universitas Cambridge Amaury Triaud kepada wartawan, Selasa waktu AS.
Temuan yang dipublikasikan dalam Jurnal Nature edisi pekan ini tersebut didasarkan pada riset sebelumnya yang menyimpulkan tiga planet mengitari bintang TRAPPIST-1. Ketiganya adalah di antara 3.500 planet yang ditemukan di luar sistem tata surya yang lazim disebut eksoplanet.
Para peneliti memokuskan perhatian kepada enemuan planet berbatu seukuran Bumi dengan temperatur yang cocok untuk terciptanya air, jika ada, dalam bentuk cair, yang adalah kondisi dibutuhkan untuk adanya kehidupan.
Diameter TRAPPIST-1 adalah 8 persen dari ukuran matahari. Itu membuat planet-planetnya yang seukuran Bumi terlihat besar. Dari pengamatan teleskop di Bumi, gerakan planet-planet ini memang agak menghalangi cahaya bintangnya. Para ilmuwan menentukan arsitektur sistem ini dengan mempelajari kedipan-kedipannya.
"Datanya jelas sekali dan tidak kabur," tulis Triaud dalam email kepada Reuters.
Mengingat TRAPPIST-1 begitu kecil dan dingin, maka yang disebut "zona dapat ditempati kehidupan/habitable zone" pun sangat dekat dengan bintang itu.
Tiga planet berada tepat untuk air cair, kata kepala penelitian Michael Gillon dari Universitas Liege di Belgia.
"Ketiga planet itu membentuk sistem yang sangat padat," kata Gillon. "Ketiganya bisa memuat air cair dan mungkin kehidupan."
Sekalipun saat ini planet-planet itu tidak dihuni kehidupan, tapi kehidupan masih bisa berkembang di sana.
TRAPPIST-1 paling tidak berumur 500 juta tahun, namun rentang usianya akan selama 10 triliun tahun. Matahari, sebagai perbandingan, sedang berada pada separuh dari total rentang usianya yang mencapai 10 miliar tahun.
Dalam beberapa miliar tahun ke depan, manakala matahari kehabisan bahan bakar dan sistem tata surya pudar, TRAPPIST-1 tetap masih dalam kategori bintang bayi, kata astronom Ignas Snellen dari Observatorium Leiden, Belanda, dalam esai pada Nature.
"Bintang ini membakar hidrogen begitu pelan sehingga bisa bertahan hidup sampai 10 triliun tahun yang boleh dibilang waktu yang cukup bagi kehidupan untuk berkembang," sambung dia seperti dikutip Reuters.