Semarang, ANTARA JATENG – Sebanyak 40 spesies satwa dengan total binatang sekitar 200 ekor terdapat di Taman Margasatwa Mangkang (Bonbin Mangkang) Kota Semarang yang pada tahun 2017 berstatus perusahaan daerah (perusda).

"Bonbin Mangkang ini merupakan salah satu tempat yang menjadi sumber potensi pendapatan terbesar bagi Pemkot Semarang," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Jumat.

Hal itu diungkapkan Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi usai meninjau Bonbin Semarang sekaligus menengok tiga bayi harimau benggala yang baru lahir di kebun binatang tersebut.

Meski menjadi potensi sumber pendapatan terbesar, diakuinya pengelolaan dan kondisi Bonbin Mangkang yang telah beroperasi sejak 2007 sampai sekarang belum maksimal.

Menurut dia, sebenarnya animo masyarakat terhadap keberadaan kebun binatang itu sangat besar, baik dari Semarang maupun luar kota, tetapi belum dikembangkan maksimal karena keterbatasan aturan.

Ia mencontohkan langkah tukar-menukar koleksi satwa maupun pembelian untuk melengkapi jenis dan spesies satwa belum bisa dilakukan karena kebun binatang masih dikelola Pemkot Semarang.

"Kalau Bonbin Mangkang masih dikelola Pemkot Semarang, kami tidak diperkenankan melakukan pembelian satwa, kecuali kebun binatang ini dikelola perusda atau badan usaha milik daerah (BUMD)," katanya.

Maka dari itu, kata dia, tahun ini disiapkan sebuah "holding company" membawahi pengelolaan Bonbin Mangkang yang sekarang masih berstatus unit pelaksana teknis dinas (UPTD) menjadi perusda.

"Ya, kami berharap muaranya akan menjadi lebih baik. Dengan adanya 'holding company', kami bisa membenahi infrastruktur, membuat lebih hijau, mengelola satwa, dan sebagainya lebih baik," katanya.

Sementara itu, Kepala UPTD Taman Margasatwa Mangkang Semarang Kusyanto menjelaskan kebun binatang itu memiliki koleksi 40 spesies satwa dengan total binatang 200-an ekor.

"Ada banyak sekali spesiesnya, seperti harimau benggala, harimau sumatra, singa, rusa tutul, rusa timor, gajah sumatra, kudanil, kanguru, beruk, kera jawa, buaya, ular, dan berbagai burung," katanya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024