Jakarta (ANTARA News) - Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau yang dikenal dengan panggilan Gus Dur adalah sosok yang sangat sederhana, sehingga menjadi teladan dalam kesederhanaan, kata politisi senior Sabam Sirait.
"Bahkan, setelah meninggal pun, Gus Dur adalah seorang yang sederhana. Saat saya berkunjung ke Jombang, ke makam Gus Dur, juga ayah dan kakeknya sangat sederhana," kata salah sahabat dekat Gus Dur, Sabam Sirait, saat memberi testimoni dalam Haul Ke-7 Gus Dur di kediamaan keluarga Gus Dur di Ciganjur, Jakarta, Jumat malam (23/12).
Dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu, Sabam yang juga Pendiri PDI Perjuangan itu mengaku sangat dekat dengan Gus Dur. Bahkan dia seringkali berbincang berdua membicarakan persoalan-persoalan bangsa. "Perbincangan dan diskusi sebagai saya sebagai sahabat karib juga sering terjadi di rumah Gus Dur atau di Kantor PBNU," ujarnya.
Di mata Sabam, Gus Dur adalah pemimpin yang mencintai bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Gus Dur tak pernah membedakan antara satu daerah dengan daerah yang lain; ia mencintai tanah Aceh yang mayoritas Muslim sebagaimana juga mencintai tanah Papua yang mayoritas Kristen.
"Kita butuh sosok yang mencintai Indonesia setiap jengkal tanah yang ada di Indonesia, bukan hanya satu wilayah saja. Gus Dur mengajarkan itu semua pada kita," ungkap Sabam, dalam acara yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri itu.
Menurut Sabam, banyak hal yang bisa dicontoh dari Gus Dur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Gus Dur misalnya, tidak pernah membedakan dan memperlakukan orang karena perbedaan ekonomi atau sekat-sekat primordial apapun. Singkat kata, Gus Dur adalah sosok pluralis sejati dan sangat anti pada setiap diskriminasi.
Gus Dur juga adalah sosok yang haus dengan ilmu pengetahuan. Dia tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi belajar ilmu-ilmu lainnya untuk kebaikan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Maka itu saya berharap agar generasi bangsa ini mencontoh Gus Dur menjadi generasi yang cinta ilmu," demikian Sabam Sirait.
Acara tersebut juga dihadiri ribuan jamaah, para sahabat Gus Dur yang memberi testimoni seperti Putu Wijaya. Hadir juga Ketua PBNU said Aqil Siradj dan Habib Jakfar al-Kaff.
"Bahkan, setelah meninggal pun, Gus Dur adalah seorang yang sederhana. Saat saya berkunjung ke Jombang, ke makam Gus Dur, juga ayah dan kakeknya sangat sederhana," kata salah sahabat dekat Gus Dur, Sabam Sirait, saat memberi testimoni dalam Haul Ke-7 Gus Dur di kediamaan keluarga Gus Dur di Ciganjur, Jakarta, Jumat malam (23/12).
Dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu, Sabam yang juga Pendiri PDI Perjuangan itu mengaku sangat dekat dengan Gus Dur. Bahkan dia seringkali berbincang berdua membicarakan persoalan-persoalan bangsa. "Perbincangan dan diskusi sebagai saya sebagai sahabat karib juga sering terjadi di rumah Gus Dur atau di Kantor PBNU," ujarnya.
Di mata Sabam, Gus Dur adalah pemimpin yang mencintai bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Gus Dur tak pernah membedakan antara satu daerah dengan daerah yang lain; ia mencintai tanah Aceh yang mayoritas Muslim sebagaimana juga mencintai tanah Papua yang mayoritas Kristen.
"Kita butuh sosok yang mencintai Indonesia setiap jengkal tanah yang ada di Indonesia, bukan hanya satu wilayah saja. Gus Dur mengajarkan itu semua pada kita," ungkap Sabam, dalam acara yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri itu.
Menurut Sabam, banyak hal yang bisa dicontoh dari Gus Dur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Gus Dur misalnya, tidak pernah membedakan dan memperlakukan orang karena perbedaan ekonomi atau sekat-sekat primordial apapun. Singkat kata, Gus Dur adalah sosok pluralis sejati dan sangat anti pada setiap diskriminasi.
Gus Dur juga adalah sosok yang haus dengan ilmu pengetahuan. Dia tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi belajar ilmu-ilmu lainnya untuk kebaikan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Maka itu saya berharap agar generasi bangsa ini mencontoh Gus Dur menjadi generasi yang cinta ilmu," demikian Sabam Sirait.
Acara tersebut juga dihadiri ribuan jamaah, para sahabat Gus Dur yang memberi testimoni seperti Putu Wijaya. Hadir juga Ketua PBNU said Aqil Siradj dan Habib Jakfar al-Kaff.