Jakarta Antara Jateng - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengatakan bahwa kualitas interaksi antara orangtua dengan anak yang berumur 0-4 tahun di beberapa daerah, masih cukup rendah.
"Hasil kajian kami dengan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, masih ada keluarga yang dalam seminggu terakhir sama sekali tidak pernah melakukan aktivitas bersama anaknya yang berumur 0-4 tahun," ujar Menteri Yohana saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu.
Padahal, kata dia, lingkungan sosial yang pertama dikenal seorang anak sejak lahir adalah keluarga, yaitu ayah, ibu dan anggota keluarga lainnya.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang secara langsung saling berhubungan. Artinya, sosialisasi anak secara intensif berlangsung dalam keluarga, katanya.
Karena itu, pengenalan nilai, norma, dan kebiasaan untuk pertama kali diterima dari keluarga. Dimana kebiasaan-kebiasaan positif maupun negatif yang terjadi dalam lingkungan keluarga dapat tertanam secara kuat pada kepribadian seorang anak.
Menurut dia, masa-masa perkembangan anak adalah masa emas, sekaligus masa paling penting. Setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan anak senantiasa memerlukan perhatian dan pola asuh yang baik, sehingga tercapai puncak perkembangan yang optimal.
"Artinya, tanpa ada kualitas interaksi antara orangtua dan anak, maka akan sulit membentuk karakter anak untuk bertumbuh secara baik dan sesuai harapan. Ini menjadi tugas bersama kita, baik pemerintah maupun seluruh masyarakat Indonesia," ungkap Menteri.
Data Kementerian PPPA mencatat, persentase balita laki-laki dan perempuan berumur 0-4 tahun yang beraktivitas bersama orangtua/wali dalam seminggu terakhir, lebih banyak didominasi untuk kegiatan makan/belajar makan sebesar 87,04 persen.
Sementara itu, kebersamaan orangtua/wali dengan balita berumur 0-4 tahun untuk kegiatan beribadah/berdoa hanya sekitar 23,62 persen. Lalu kegiatan dibacakan buku cerita/diceritakan dongeng hanya 13,48 persen.
Sedangkan kegiatan menonton televisi bersama orangtua dengan balita 0-4 tahun, mencapai 65,88 persen. Dan orangtua yang tidak memiliki kebersamaan dalam seminggu dengan balitanya sebesar 0,93 persen.
"Hasil kajian kami dengan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, masih ada keluarga yang dalam seminggu terakhir sama sekali tidak pernah melakukan aktivitas bersama anaknya yang berumur 0-4 tahun," ujar Menteri Yohana saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu.
Padahal, kata dia, lingkungan sosial yang pertama dikenal seorang anak sejak lahir adalah keluarga, yaitu ayah, ibu dan anggota keluarga lainnya.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang secara langsung saling berhubungan. Artinya, sosialisasi anak secara intensif berlangsung dalam keluarga, katanya.
Karena itu, pengenalan nilai, norma, dan kebiasaan untuk pertama kali diterima dari keluarga. Dimana kebiasaan-kebiasaan positif maupun negatif yang terjadi dalam lingkungan keluarga dapat tertanam secara kuat pada kepribadian seorang anak.
Menurut dia, masa-masa perkembangan anak adalah masa emas, sekaligus masa paling penting. Setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan anak senantiasa memerlukan perhatian dan pola asuh yang baik, sehingga tercapai puncak perkembangan yang optimal.
"Artinya, tanpa ada kualitas interaksi antara orangtua dan anak, maka akan sulit membentuk karakter anak untuk bertumbuh secara baik dan sesuai harapan. Ini menjadi tugas bersama kita, baik pemerintah maupun seluruh masyarakat Indonesia," ungkap Menteri.
Data Kementerian PPPA mencatat, persentase balita laki-laki dan perempuan berumur 0-4 tahun yang beraktivitas bersama orangtua/wali dalam seminggu terakhir, lebih banyak didominasi untuk kegiatan makan/belajar makan sebesar 87,04 persen.
Sementara itu, kebersamaan orangtua/wali dengan balita berumur 0-4 tahun untuk kegiatan beribadah/berdoa hanya sekitar 23,62 persen. Lalu kegiatan dibacakan buku cerita/diceritakan dongeng hanya 13,48 persen.
Sedangkan kegiatan menonton televisi bersama orangtua dengan balita 0-4 tahun, mencapai 65,88 persen. Dan orangtua yang tidak memiliki kebersamaan dalam seminggu dengan balitanya sebesar 0,93 persen.