Semarang, Antara Jateng - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, Hadi Santoso, mendesak jajaran Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jateng untuk mendesain ulang bangunan embung karena warga kesulitan memanfaatkannya.
"Ada 15 embung di Kabupaten Kendal, Semarang, Pati, dan Brebes yang perlu 're-design' PSDA karena letaknya berada di cekungan sehingga air tidak bisa mengalir untuk dimanfaatkan warga sekitar," kata Anggota Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso di Semarang, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa secara teori, embung harus dibangun di daerah cekungan atau berada lebih tinggi dari daerah sekitar agar air yang ditampung bisa dialirkan ke lahan-lahan pertanian milik warga.
Hal yang menjadi permasalahan, kata dia, ketika memasuki musim kemarau atau debit air menurun sehingga memerlukan alat bantu untuk mengalirkan ke warga.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu, menyebutkan bahwa di Kabupaten Kendal terdapat tiga titik embung yang bangunannya berada di bawah saluran air.
"Pada saluran pelimpasan, tidak lebih rendah dari embung sehingga ketika embung tidak dalam kondisi penuh, maka airnya tidak bisa dimanfaatkan warga," ujarnya.
Mengenai anggaran yang diperlukan untuk mendesain ulang belasan embung, Hadi mengungkapkan bahwa hal itu tidak perlu ada penambahan anggaran.
"Anggaran 're-design' bisa menggunakan anggaran pembangunan embung karena pembangunan embung masih berjalan," katanya.
Hadi mengharapkan partisipasi aktif dari masyarakat terkait dengan pembangunan embung yang representatif dan dapat dimanfaatkan warga untuk berbagai kepentingan.
"Ada 15 embung di Kabupaten Kendal, Semarang, Pati, dan Brebes yang perlu 're-design' PSDA karena letaknya berada di cekungan sehingga air tidak bisa mengalir untuk dimanfaatkan warga sekitar," kata Anggota Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso di Semarang, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa secara teori, embung harus dibangun di daerah cekungan atau berada lebih tinggi dari daerah sekitar agar air yang ditampung bisa dialirkan ke lahan-lahan pertanian milik warga.
Hal yang menjadi permasalahan, kata dia, ketika memasuki musim kemarau atau debit air menurun sehingga memerlukan alat bantu untuk mengalirkan ke warga.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu, menyebutkan bahwa di Kabupaten Kendal terdapat tiga titik embung yang bangunannya berada di bawah saluran air.
"Pada saluran pelimpasan, tidak lebih rendah dari embung sehingga ketika embung tidak dalam kondisi penuh, maka airnya tidak bisa dimanfaatkan warga," ujarnya.
Mengenai anggaran yang diperlukan untuk mendesain ulang belasan embung, Hadi mengungkapkan bahwa hal itu tidak perlu ada penambahan anggaran.
"Anggaran 're-design' bisa menggunakan anggaran pembangunan embung karena pembangunan embung masih berjalan," katanya.
Hadi mengharapkan partisipasi aktif dari masyarakat terkait dengan pembangunan embung yang representatif dan dapat dimanfaatkan warga untuk berbagai kepentingan.