Jakarta Antara Jateng - Belakangan ini banyak YouTuber baru yang viral dengan konten yang dinilai kurang berkualitas, sehingga dikhawatirkan berdampak negatif bagi masyarakat. Meski demikian, tak sedikit pula YouTuber yang tetap berkomitmen menjaga kualitas konten videonya.
"Sebagai konten kreator ya tugasnya membuat konten yang bagus, syukur-syukur viral. Viral bukan sesuatu yang direncanakan begitu saja," kata Bena Kribo dari Indovidgram, dalam gelaran IdeaFest, di Jakarta, Jumat.
Hal senada disampaikan Chandra Liow. Saat berurusan dengan brand, pemilik akun YouTube Tim2one itu berkomitmen menjaga kualitas konten secara personal dengan secara tegas mengatakan pada brand konsep yang dia usung.
"Klien datang dengan persyaratan, terlau banyak bisnis. Biasanya langsung saya tanyakan 'mau pakai cara gue atau atau cara lo, tapi kalau pake cara lo gue jamin itu enggak berhasil'," kata dia.
"Karena sebagai YouTuber kami ada analytics-nya yang menunjukkan sampai menit ke berapa video kami ditonton. Watch time seperti apa kami tahu," lanjut dia.
Lebih lanjut, Bena Kribo mengatakan brand juga harus mengetahui bahwa promosi yang dilakukan melalui media tv, film dan digital, memiliki audience yang berbeda.
"Jadi, bagi kami kreator konten dalam hal entertainment tetap membuat konten yang menghibur tapi selipkan brand," kata dia.
Sementara itu, menurut YouTuber Agung Hapsah, para YouTuber harus punya standar. "Harus ada agreement antara brand dan YouTuber," ujar dia.
"Sebagai konten kreator ya tugasnya membuat konten yang bagus, syukur-syukur viral. Viral bukan sesuatu yang direncanakan begitu saja," kata Bena Kribo dari Indovidgram, dalam gelaran IdeaFest, di Jakarta, Jumat.
Hal senada disampaikan Chandra Liow. Saat berurusan dengan brand, pemilik akun YouTube Tim2one itu berkomitmen menjaga kualitas konten secara personal dengan secara tegas mengatakan pada brand konsep yang dia usung.
"Klien datang dengan persyaratan, terlau banyak bisnis. Biasanya langsung saya tanyakan 'mau pakai cara gue atau atau cara lo, tapi kalau pake cara lo gue jamin itu enggak berhasil'," kata dia.
"Karena sebagai YouTuber kami ada analytics-nya yang menunjukkan sampai menit ke berapa video kami ditonton. Watch time seperti apa kami tahu," lanjut dia.
Lebih lanjut, Bena Kribo mengatakan brand juga harus mengetahui bahwa promosi yang dilakukan melalui media tv, film dan digital, memiliki audience yang berbeda.
"Jadi, bagi kami kreator konten dalam hal entertainment tetap membuat konten yang menghibur tapi selipkan brand," kata dia.
Sementara itu, menurut YouTuber Agung Hapsah, para YouTuber harus punya standar. "Harus ada agreement antara brand dan YouTuber," ujar dia.