Jakarta Antara Jateng - Tahun ini Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan program Kurban Digital, sehingga masyarakat tak perlu repot lagi untuk membeli kambing sendiri lalu mengantarkan ke lokasi penyembelihan yang diinginkan.
"Tujuan kami untuk mempermudah umat melakukan ibadah terutama ibadah kurban, jadi jangan ada alasan lagi sulit, enggak sempat beli, enggak sempat ke masjid, kami berikan fasilitas yang canggih," kata anggota Baznas, Irsyadul Halim, saat ditemui usai menjadi khatib shalat Idul Adha, di Mesjid Lautze, Jakarta, Senin.
Halim mengatakan, praktek kurban secara online sudah dilakukan Baznas sejak beberapa tahun lalu, namun tahun ini program itu ditandaskan lagi agar umat muslim dapat memanfaatkan teknologi dalam melakukan ibadah kurban.
"Karena umat Islam selama ini dianggap umat yang terbelakang tidak melek terhadap IPTEK, gadget, sekarang kami coba mensosialisasikan bahwa berkurban itu mudah, melakukan ibadah kurban itu tidak sulit, bisa juga dikawal, dan bisa diketahui ke mana disalurkan kurban itu," kata dia.
Saat ini masyarakat mulai melek terhadap konsep kurban digital, meskipun masih terganjal pemahaman tradisional. Padahal, dia mengatakan, secara hukum berkurban secara online tidak bermasalah dalam hukum Islam.
"Karena tradisi dan pemahaman mindset masyarakat masih tradisional mereka masih yakin dengan pola tradisional, membeli hewan harus dia sendiri, dia sendiri yang menyembelih, dia yang menyaksikan, sekarang teknologi sudah canggih bisa dilihat di kamera juga," ujar Halim.
Saat ini, tidak hanya Baznas yang mengusung konsep kurban digital melalui situs Bazanas atau pun aplikasi Kurban Digital di Google Playstore, sejumlah organisasi atau laziz juga memiliki program serupa.
Bedanya, kata dia, Baznas unggul dalam struktur yang mengakar ke bawah, ada di setiap propinsi, setiap kota dan kabupaten.
"Tujuan kami untuk mempermudah umat melakukan ibadah terutama ibadah kurban, jadi jangan ada alasan lagi sulit, enggak sempat beli, enggak sempat ke masjid, kami berikan fasilitas yang canggih," kata anggota Baznas, Irsyadul Halim, saat ditemui usai menjadi khatib shalat Idul Adha, di Mesjid Lautze, Jakarta, Senin.
Halim mengatakan, praktek kurban secara online sudah dilakukan Baznas sejak beberapa tahun lalu, namun tahun ini program itu ditandaskan lagi agar umat muslim dapat memanfaatkan teknologi dalam melakukan ibadah kurban.
"Karena umat Islam selama ini dianggap umat yang terbelakang tidak melek terhadap IPTEK, gadget, sekarang kami coba mensosialisasikan bahwa berkurban itu mudah, melakukan ibadah kurban itu tidak sulit, bisa juga dikawal, dan bisa diketahui ke mana disalurkan kurban itu," kata dia.
Saat ini masyarakat mulai melek terhadap konsep kurban digital, meskipun masih terganjal pemahaman tradisional. Padahal, dia mengatakan, secara hukum berkurban secara online tidak bermasalah dalam hukum Islam.
"Karena tradisi dan pemahaman mindset masyarakat masih tradisional mereka masih yakin dengan pola tradisional, membeli hewan harus dia sendiri, dia sendiri yang menyembelih, dia yang menyaksikan, sekarang teknologi sudah canggih bisa dilihat di kamera juga," ujar Halim.
Saat ini, tidak hanya Baznas yang mengusung konsep kurban digital melalui situs Bazanas atau pun aplikasi Kurban Digital di Google Playstore, sejumlah organisasi atau laziz juga memiliki program serupa.
Bedanya, kata dia, Baznas unggul dalam struktur yang mengakar ke bawah, ada di setiap propinsi, setiap kota dan kabupaten.