Kudus, Antara Jateng - Pemerintah Desa Wates, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, mendorong kreativitas warganya dalam membuat menu dengan bahan baku jantung pisang yang murah dan mudah didapat melalui lomba masak jantung pisang, Jumat.
        Menurut koordinator lomba masak jantung pisang Erlina Suhut di Kudus, Jumat, selama ini masyarakat hanya mengenal jantung pisang untuk diolah menjadi gudangan atau lodeh.
        Padahal, kata dia, jantung pisang bisa diolah menjadi aneka menu masakan yang lezat, baik masakan tradisional maupun modern.
        Selain memiliki nilai gizi yang cukup lengkap, kata dia, jantung pisang merupakan bahan baku lokal yang cukup murah dan mudah didapatkan, khususnya di Desa Wates.
        Dalam rangka sedekah bumi Desa Wates, kata dia, pemerintah desa berupaya mengangkat potensi lokal agar lebih dikenal masyarakat dan benar-benar bisa dimanfaatkan, sehingga tidak dibuang percuma melalui lomba masak menggunakan bahan baku jantung pisang.
        "Harapannya, setelah mengikuti lomba ini masyarakat akan tertarik mengolah jantung pisang menjadi aneka masakan yang lezat, sehingga generasi muda juga bisa ikut merasakan masakan menggunakan jantung pisang," ujarnya.
        Selain itu, kata dia, masyarakat juga akan tertarik memanfaatkan bahan pangan lokal lainnya untuk diolah menjadi menu sehari-hari.
        Lomba tersebut, kata dia, juga bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan desa setempat dengan memberdayakan potensi lokal.
        Ia berharap, masyarakat juga terbiasa dengan pemanfaatan bahan pangan lokal dengan aneka menu masakan yang khas dan unik, sehingga ketika ada lomba dengan tema yang sama bisa mewakili desa atau pemerintah untuk mengikutinya.
        Sebanyak 17 peserta lomba, kata dia, merupakan ibu-ibu dari masing-masing rukun tetangga yang ada di Desa Wates.
        Berdasarkan pantauan, para peserta lomba cukup kreatif dalam menampilkan menu yang menggunakan bahan baku jantung pisang tersebut.
        Dari 17 peserta tercatat ada 26 aneka olahan dari bahan jantung pisang, mulai dari gulai jantung pisang, stik, salat, pangsit, opor, resoles, donat, nugget, rendang, lumpia, pastel hingga pizza maupun puding jantung pisang.
        Rubiatun, salah satu peserta yang juga penggagas pizaa jantung pisang mengaku, ide tersebut muncul saat ditunjuk menjadi juru masak bersama dua tetangganya mewakili RT 1 RW 1 Desa Wates.
        Setelah dilakukan uji coba, kata dia, ternyata rasanya cukup enak dan menarik untuk diikutkan lomba.
        Ia mengakui, jantung pisang selama ini hanya diolah menjadi gudangan atau sambal jantung pisang.
        "Mudah-mudahan nantinya bisa menjadi menu di rumah, sehingga anak-anak juga bisa merasakan pizza jantung pisang buatan sendiri," ujarnya.
        Rukanah, peserta lain mengaku, memiliki ide membuat puding dengan tambahan jantung pisang.
        Ia mengakui, rasanya cukup enak karena dicampur gula pasir dalam jumlah tertentu, sehingga rasa manisnya meresap.Â
        Menurut koordinator lomba masak jantung pisang Erlina Suhut di Kudus, Jumat, selama ini masyarakat hanya mengenal jantung pisang untuk diolah menjadi gudangan atau lodeh.
        Padahal, kata dia, jantung pisang bisa diolah menjadi aneka menu masakan yang lezat, baik masakan tradisional maupun modern.
        Selain memiliki nilai gizi yang cukup lengkap, kata dia, jantung pisang merupakan bahan baku lokal yang cukup murah dan mudah didapatkan, khususnya di Desa Wates.
        Dalam rangka sedekah bumi Desa Wates, kata dia, pemerintah desa berupaya mengangkat potensi lokal agar lebih dikenal masyarakat dan benar-benar bisa dimanfaatkan, sehingga tidak dibuang percuma melalui lomba masak menggunakan bahan baku jantung pisang.
        "Harapannya, setelah mengikuti lomba ini masyarakat akan tertarik mengolah jantung pisang menjadi aneka masakan yang lezat, sehingga generasi muda juga bisa ikut merasakan masakan menggunakan jantung pisang," ujarnya.
        Selain itu, kata dia, masyarakat juga akan tertarik memanfaatkan bahan pangan lokal lainnya untuk diolah menjadi menu sehari-hari.
        Lomba tersebut, kata dia, juga bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan desa setempat dengan memberdayakan potensi lokal.
        Ia berharap, masyarakat juga terbiasa dengan pemanfaatan bahan pangan lokal dengan aneka menu masakan yang khas dan unik, sehingga ketika ada lomba dengan tema yang sama bisa mewakili desa atau pemerintah untuk mengikutinya.
        Sebanyak 17 peserta lomba, kata dia, merupakan ibu-ibu dari masing-masing rukun tetangga yang ada di Desa Wates.
        Berdasarkan pantauan, para peserta lomba cukup kreatif dalam menampilkan menu yang menggunakan bahan baku jantung pisang tersebut.
        Dari 17 peserta tercatat ada 26 aneka olahan dari bahan jantung pisang, mulai dari gulai jantung pisang, stik, salat, pangsit, opor, resoles, donat, nugget, rendang, lumpia, pastel hingga pizza maupun puding jantung pisang.
        Rubiatun, salah satu peserta yang juga penggagas pizaa jantung pisang mengaku, ide tersebut muncul saat ditunjuk menjadi juru masak bersama dua tetangganya mewakili RT 1 RW 1 Desa Wates.
        Setelah dilakukan uji coba, kata dia, ternyata rasanya cukup enak dan menarik untuk diikutkan lomba.
        Ia mengakui, jantung pisang selama ini hanya diolah menjadi gudangan atau sambal jantung pisang.
        "Mudah-mudahan nantinya bisa menjadi menu di rumah, sehingga anak-anak juga bisa merasakan pizza jantung pisang buatan sendiri," ujarnya.
        Rukanah, peserta lain mengaku, memiliki ide membuat puding dengan tambahan jantung pisang.
        Ia mengakui, rasanya cukup enak karena dicampur gula pasir dalam jumlah tertentu, sehingga rasa manisnya meresap.Â