Jakarta, Antara Jateng - Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Maruarar Sirait mengatakan secara pribadi mendukung petahana Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali maju sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta pada 2017.
"Saya mendukung Ahok bukan atas dasar emosional, tapi berdasarkan pertimbangan kinerja, yakni cepat dan transparan. Saya melihat rekam jejaknya juga cukup bersih," kata Maruarar pada diskusi "Dialektika: Pilkada, Suara Elite atau Suara Rakyat" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.
Menurut Maruarar, DKI Jakarta dipimpin Ahok juga ada perbaikan, misalnya ada pengerukan Kali Ciliwung dan Danau Sunter untuk mengatasi banjir.
Anggota Komisi XI DPR RI itu melihat sebagian besar pemilih PDI Perjuangan di memilih pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2012.
"Itu pandangan dan keyakinan saya. Namun, keyakinan seorang anggota belum tentu dapat menjadi keputusan partai," katanya.
Maruarar juga melihat Ahok memiliki komunikasi yang baik dengan Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Menurut dia, PDI Perjuangan adalah partai demokratis yang mendengarkan banyak masukan dari semua pihak sebelum membuat keputusan.
"PDI Perjuangan mendengarkan berbagai aspirasi kader maupun publik. Kalau ada yang dialog yang terkesan beda pandangan, itu dinamika internal partai," katanya.
Namun, menurut dia, setelah partai membuat keputusan, maka semua kader harus mematuhinya.
Maruarar mengemukakan, PDI Perjuangan akan memutuskan siapa yang akan diusung sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada waktu yang tepat.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muahmmad Qodari mengatakan dari hasil surveinya pada pilkada DKI Jakarta, menyimpulkan pemilih PDI Perjuangan pada pemilu legislatif 2019 yang memilih pasangan Jokwi-Ahok pada 2012 sebanyak 67,9 persen.
Kemudian, pemilih Partai Golkar yang memilih pasangan Jokowi-Ahok sebanyak 51,6 persen, serta pemilih Partai Hanura yang memilih pasangan Ahok sebanyak 27,3 persen.
"Saya mendukung Ahok bukan atas dasar emosional, tapi berdasarkan pertimbangan kinerja, yakni cepat dan transparan. Saya melihat rekam jejaknya juga cukup bersih," kata Maruarar pada diskusi "Dialektika: Pilkada, Suara Elite atau Suara Rakyat" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.
Menurut Maruarar, DKI Jakarta dipimpin Ahok juga ada perbaikan, misalnya ada pengerukan Kali Ciliwung dan Danau Sunter untuk mengatasi banjir.
Anggota Komisi XI DPR RI itu melihat sebagian besar pemilih PDI Perjuangan di memilih pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2012.
"Itu pandangan dan keyakinan saya. Namun, keyakinan seorang anggota belum tentu dapat menjadi keputusan partai," katanya.
Maruarar juga melihat Ahok memiliki komunikasi yang baik dengan Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Menurut dia, PDI Perjuangan adalah partai demokratis yang mendengarkan banyak masukan dari semua pihak sebelum membuat keputusan.
"PDI Perjuangan mendengarkan berbagai aspirasi kader maupun publik. Kalau ada yang dialog yang terkesan beda pandangan, itu dinamika internal partai," katanya.
Namun, menurut dia, setelah partai membuat keputusan, maka semua kader harus mematuhinya.
Maruarar mengemukakan, PDI Perjuangan akan memutuskan siapa yang akan diusung sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada waktu yang tepat.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muahmmad Qodari mengatakan dari hasil surveinya pada pilkada DKI Jakarta, menyimpulkan pemilih PDI Perjuangan pada pemilu legislatif 2019 yang memilih pasangan Jokwi-Ahok pada 2012 sebanyak 67,9 persen.
Kemudian, pemilih Partai Golkar yang memilih pasangan Jokowi-Ahok sebanyak 51,6 persen, serta pemilih Partai Hanura yang memilih pasangan Ahok sebanyak 27,3 persen.