Banjarnegara, Antara Jateng - Puluhan hektare tanaman kentang di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, terancam rusak akibat munculnya embun "upas" atau bunga es (frost).

"Embun 'upas' mulai muncul dalam dua hari terakhir akibat suhu udara sangat dingin, kadang mencapai minus 2 derajat Celcius," kata salah seorang petani kentang, Rahman, di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Rabu.

Menurut dia, embun "upas" dapat merusak tanaman kentang terutama yang masih berumur di bawah 60 hari sehingga bisa gagal panen.

Dalam hal ini, tanaman kentang yang terkena embun "upas" akan layu hingga akhirnya menghitam seperti terbakar.

"Kalau tanamannya sudah berusia 90 hari masih bisa bertahan tapi produksinya akan turun," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan lahan tanaman kentang yang terkena embun "upas" belum luas karena baru di sekitar kompleks Candi Arjuna.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Seksi Hortikultura Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan (Dintankannak) Kabupaten Banjarnegara Suparji mengatakan pihaknya belum menerima laporan mengenai serangan embun "upas" terhadap tanaman kentang di Dataran Tinggi Dieng.

"Kami belum terima laporan, tapi memang embun 'upas' biasa muncul saat puncak musim kemarau atau bulan Juli-Agustus," katanya.

Menurut dia, petani kentang di Dataran Tinggi Dieng sebenarnya tahu kapan dan di mana saja embun "upas" itu muncul.

Ia mengatakan lahan tanaman kentang yang sering terkena embun "upas" berada di Desa Dieng Kulon dan Karangtengah, Kecamatan Batur, dengan luasan yang berpotensi terancam mencapai 25 hektare.

"Oleh karena itu, pada bulan Juli-Agustus sebaiknya tidak usah menanam kentang, ganti dengan tanaman lain," katanya.

Menurut dia, embun "upas" dapat merusak tanaman kentang yang berusia di bawah 40-60 hari sedangkan yang berusia di atas 60 hari masih bisa diselamatkan terutama yang di atas 80 hari karena sudah ada umbinya.

Bahkan jika harga kentang sedang tinggi seperti saat Lebaran yang mencapai Rp15.000 per kilogram, kata dia, petani memanen komoditas tersebut meskipun usianya baru 80 hari.

Terkait upaya untuk mengantisipasi serangan embun "upas", Suparji mengatakan ada dua cara yang dapat dilakukan petani.

"Cara pertama dengan membuat perapian di sekitar lahan agar suhu udara tetap hangat. Cara kedua dengan menutup tanaman kentang menggunakan plastik," jelasnya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024