Borobudur, Antara Jateng - Pelukis dari Yogyakarta, Klowor Waldiyono menggelar karya secara tunggal bertema "Terrestrial Paradise" di Limanjawi Art House Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mulai 17 Juli hingga 17 Agustus 2016.
"Terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga saya bisa menggelar pameran ini," katanya ketika pembukaan pameran itu di Borobudur, Minggu.
Sekitar 27 karya pelukis Klowor yang disiapkan selama setahun terakhir, dipamerkan di galeri yang dikelola Umar Chusaeni, sekitar 600 meter timur Candi Borobudur itu.
Pembukaan pameran oleh pecinta seni dari Cilacap, Jawa Tengah, Benny Santosa Halim, dihadiri antara lain para seniman, penikmat seni, dan kalangan pemerhati budaya, terutama di Magelang dan Yogyakarta, serta akademisi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Sejumlah pementasan tarian tradisional dan musik memeriahkan pembukaan pameran yang juga disaksikan oleh sejumlah wisatawan mancanegara yang sedang berkunjung ke Candi Borobudur.
Benny mengatakan kecermatan Klowor dalam menuangkan ide serta penggarapan yang sempurna menjadikan lukisannya menarik dan menimbulkan rasa bahagia bagi siapapun yang melihatnya.
"Karya-karya selalu digarap 'selesai', sangat detail dengan torehan warna-warna yang sangat indah laksana pelangi," ujarnya.
Sebagai pecinta seni, dirinya melihat Klowor adalah seniman yang memiliki kemampuan teknik tinggi, kecerdasan dalam konsep dan ide, serta kebaikan hati.
Ia menyebut karya-karya seni terbaik lahir dari ketulusan, keikhlasan, dan cinta untuk berbagi keindahan dan memberikan manfaat kepada orang lain.
Umar Chusaeni menyebut karya-karya Klowor sebagai gambaran sesuatu yang indah, baik tentang alam, hewan, maupun makhluk lainnya, sehingga mengajak orang untuk menikmatinya.
"Karya-karyanya mengajak setiap orang untuk berbahagia," tutur Umar yang juga Ketua Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) 15 itu.
Ia menjelaskan pameran tunggal oleh Klowor menjadi semakin memiliki nilai penting karena dilaksanakan di kawasan Candi Borobudur yang juga warisan budaya dunia.
"Borobudur pusat seni dan budaya dunia, spirit dan roh Borobudur memberi inspirasi terhadap pelaku seni," imbuhnya.
Beberapa karya Klowor yang dipamerkan, antara lain berjudul "Lestarikan Alamku", "Dialoque", "Prosesi Waisak", "Caracter", "Evolution", "Sidharta Gautama", "Pemalu", "Falling in Love", "Anggon Kebo", "Jogja Untuk Dunia", dan "Rumah Idaman".
"Terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga saya bisa menggelar pameran ini," katanya ketika pembukaan pameran itu di Borobudur, Minggu.
Sekitar 27 karya pelukis Klowor yang disiapkan selama setahun terakhir, dipamerkan di galeri yang dikelola Umar Chusaeni, sekitar 600 meter timur Candi Borobudur itu.
Pembukaan pameran oleh pecinta seni dari Cilacap, Jawa Tengah, Benny Santosa Halim, dihadiri antara lain para seniman, penikmat seni, dan kalangan pemerhati budaya, terutama di Magelang dan Yogyakarta, serta akademisi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Sejumlah pementasan tarian tradisional dan musik memeriahkan pembukaan pameran yang juga disaksikan oleh sejumlah wisatawan mancanegara yang sedang berkunjung ke Candi Borobudur.
Benny mengatakan kecermatan Klowor dalam menuangkan ide serta penggarapan yang sempurna menjadikan lukisannya menarik dan menimbulkan rasa bahagia bagi siapapun yang melihatnya.
"Karya-karya selalu digarap 'selesai', sangat detail dengan torehan warna-warna yang sangat indah laksana pelangi," ujarnya.
Sebagai pecinta seni, dirinya melihat Klowor adalah seniman yang memiliki kemampuan teknik tinggi, kecerdasan dalam konsep dan ide, serta kebaikan hati.
Ia menyebut karya-karya seni terbaik lahir dari ketulusan, keikhlasan, dan cinta untuk berbagi keindahan dan memberikan manfaat kepada orang lain.
Umar Chusaeni menyebut karya-karya Klowor sebagai gambaran sesuatu yang indah, baik tentang alam, hewan, maupun makhluk lainnya, sehingga mengajak orang untuk menikmatinya.
"Karya-karyanya mengajak setiap orang untuk berbahagia," tutur Umar yang juga Ketua Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) 15 itu.
Ia menjelaskan pameran tunggal oleh Klowor menjadi semakin memiliki nilai penting karena dilaksanakan di kawasan Candi Borobudur yang juga warisan budaya dunia.
"Borobudur pusat seni dan budaya dunia, spirit dan roh Borobudur memberi inspirasi terhadap pelaku seni," imbuhnya.
Beberapa karya Klowor yang dipamerkan, antara lain berjudul "Lestarikan Alamku", "Dialoque", "Prosesi Waisak", "Caracter", "Evolution", "Sidharta Gautama", "Pemalu", "Falling in Love", "Anggon Kebo", "Jogja Untuk Dunia", dan "Rumah Idaman".